SUKOHARJO (Panjimas.com) – Sekjen Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Ustadz M Shabbarin Syakur menanggapi pidato Megawati pada acara HUT PDIP ke-44 yang menyebut “peramal masa depan”.
Sebagian pidato Megawati, mengatakan bahwa para pemimpin yang menganut ideologi tertutup memosisikan dirinya sebagai pembawa “self fulfilling prophecy”, para peramal masa depan.
“Mereka dengan fasih meramalkan yang pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya,” papar Megawati.
Hal inilah yang menjadi permasalahan pokok, meski tidak secara jelas Megawati menyebut siapa peramal tersebut. Ditemui Panjimas di Ngruki, Grogol, Sukoharjo, menurut Ustadz Shabbarin, yang menjadi tertuduh adalah para ulama, ustadz, kyai dan keyakinan umat Islam.
“Ini harus dia pertanggung jawabkan, maksudnya apa mengatakan bahwa ulama yang membawa agama sebagai orang yang tidak realistis (peramal). Kemudian keimanan hari akhir mereka tolak maka sesungguhnya ini penistaan sebuah agama,” katanya, senin (23/1/2017).
Sekjen MMI itu khawatir, bila ideologi Komunisme kembali bangkit, dengan menggerogoti nilai-nilai ketuhanan dan keyakinan umat beragama, tentang hari akhir dan akhirat.
“Kalau kita telisik sejarah komunisme ya seperti itu. Dia tidak menafikkan nanti dalam gerakannya, agama Islam, Kristen dan lainnya, tapi mereka akan memanfaatkannya,” tandasnya. (SY)