SUKOHARJO (Panjimas.com) – Allah menguji seseorang seiring dengan keimanan orang tersebut. Bisa jadi Tokoh Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) yang saat ini ditahan di Polda Jawa Tengah adalah ujian dari Allah terhadap keimanan mereka.
Orang kafir itu satu dengan yang lain saling bantu membantu untuk melawan Islam, untuk itu kalau umat Islam tidak saling bantu, saling menguatkan, saling bersinergi dalam memperjuangkan Islam maka akan terjadi fitnah yang besar.
Gerakan amar ma’ruf nahi munkar yang dilakukan LUIS sangat memberi dampak positif menahan maraknya kemaksiyatan dan kemungkaran di Soloraya. Hal itu diyakini Sekjen Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Ustadz M Shabbarin Syakur. Ditemui Panjimas.com di Ngruki, Grogol, Sukoharjo, dia menyeru umat Islam untuk saling menolong dalam beramar ma’ruf nahi munkar.
“Begitu tampak di hadapan kita khususnya teman-teman kita dari LUIS ketika ditangkap pemimpinnya. Berbagai proyek yang syarat dengan misionaris seperti rumah sakit Siloam dan sebagainya, mereka jalankan dengan sebaik-baiknya. Maka sikap kita sebagai seorang Muslim saling bahu-membahu, saling menolong dalam amar ma’ruf nahi munkar dalam melaksanakan kewajiban didalam Islam,” katanya, senin (23/1/2017).
Kemaksiatan dan kemungkaran sebenarnya bukan hanya agama saja yang mengaturnya, namun konstitusi negara Indonesia juga mengaturnya. Kata Ustadz Shabarin hal ini diatur dalam pasal 29 ayat 1 dan 2 Undang-undang Dasar 1945.
“Sebab ini menjadi salah satu kunci Allah Subhanahu wa Ta’ala menahan murkanya, berbagai macam malapetaka yang akan melanda seluruh umat Islam siapapun dia. Oleh sebab itu mari kita gerakkan amar ma’ruf nahi munkar setiap hari, setiap saat. Sebagai satu konsekuensi kewajiban bagaimana Soloraya ini jauh dari pada kemaksiatan, jauh dari pada kemungkaran kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” tandasnya. (SY)