JAKARTA (Panjimas.com) – Kasus bendera merah putih bertuliskan dua kalimat syahadat saat Aksi Bela Ulama, hingga berujung pada penangkapan Nurul Fahmi, yang membawa bendera, ramai diperbincangkan.
Dari berbagai tulisan yang beredar, pada dasarnya tulisan dua kalimat pada bendera merah putih disebut-sebut pernah ada di zaman perjuangan kemerdekaan. Diantaranya dalam bentuk pin yang digunakan laskar Hizbullan dan Sabilillah, di mana bukti pin tersebut diduga berada di sebuah museum di Belanda.
Saat ditanyakan kepada sastrawan Taufik Ismail, ia tak mau berkomentar banyak terkait hal itu. Karena budayawan Muslim itu mengaku tak mengingatnya dengan baik.
“Saya sudah lupa-lupa ingat, jadi perlu meneliti lebih dahulu,” kata Taufiq Ismail saat menjadi pembicara dalam Majelis Taqarrub Ilallah Pembaca Suara Islam (MTI PSI), di Masjid Baiturrahan, Jl. Dr. Saharjo No. 100 Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan, Ahad (22/1/2017).
Ia tak menampik itu merupakan gambar bentuk pin bendera yang mirip digunakan oleh Laskar Hizbullah dan Sabilillah. Oleh sebab itu, Taufiq meminta kepada berbagai pihak yang berkompeten terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia perlu untuk meneliti.
“Ini (bendera) Hizbullah dan Sabilillah pada zaman revolusi. Fakta-fakta seperti ini perlu dikumpulkan terlebih dahulu untuk secara lengkap nanti disampaikan pada masyarakat,” ujarnya.
Di sisi lain, Taufiq juga pernah melihatnya di masa kecilnya dulu. Namun sayangnya hal itu tidak terekam secara dokumentatif.
“Memang pada waktu masa saya kanak-kanak dulu, zaman revolusi memang pernah melihat ini tapi itu tidak terekam secara dokumentatif, sehingga saya tidak bisa menjawab pada saat sekarang ini,” tutupnya. [AW]