JAKARTA (Panjimas.com) – Budayawan Taufiq Ismail, menyampaikan pemaparan sebagai saksi sejarah kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI), yang pernah dialaminya pada tahun 1965.
Dalam sejarah, peristiwa pemberontakan itu dikenal dengan Gerakan 30 September PKI (G-30 S/PKI). Peristiwa biadab dan kelam yang pernah dialami bangsa Indonesia.
Namun, menurut Taufiq Ismail, kini sejarah tentang PKI itu kini pudar. Dari mulai tak ditayangkannya film G-30 S/PKI, hingga pengaburan dalam buku sejarah yang diajarkan di sekolah.
“Celakanya lagi, di dalam buku sejarah yang resmi diajarkan di sekolah-sekolah itu dengan liciknya orang-orang eks PKI berhasil meniadakan atau mengaburkan,” kata Taufiq Ismail saat menjadi pembicara dalam Majelis Taqarrub Ilallah Pembaca Suara Islam (MTI PSI), di Masjid Baiturrahan, Jl. Dr. Saharjo No. 100 Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan, Ahad (22/1/2017).
Sebagai saksi sejarah, Taufiq Ismail saat ini merasa sangat khawatir terkait perkembangan kondisi negara Indonesia saat ini. Menurutnya, kondisi sekarang sangat mirip dengan situasi menjelang pemberontakan PKI tahun 1965.
“Saya sebagai orang yang pernah mengalami sejarah lima puluh tahun yang lalu itu betul-betul merasa berdebar-debar,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, bahwa PKI memang saat ini sudah tidak ada, tapi berganti baju dengan Komunis Gaya Baru (KGB).
“Apa yang mereka lakukan sekarang ini sebenarnya adalah pengulangan dari apa yang dilakukan pada tahun 1960an dahulu itu,” ujarnya. [AW]