YERUSALEM (Panjimas.com) – Ribuan umat Islam menunaikan ibadah shalat Jumat di Desa Bedouin, wilayah Umm al-Hiran di Gurun Negev Israel Selatan.
Desa Bedouin sedang menghadapi ancaman penghancuran oleh pemerintah Israel.
Tokoh perlawanan Palestia, Sheikh Raed Salah, yang baru saja keluar dari penjara setelah mendekam sembilan bulan lamanya di penjara Israel, karena dituduh “menghasut kekerasan”, menyampaikan khotbah Jumatnya di depan ribuan Umat Islam.
“Sampai sekarang, kami dicegah untuk mengubur jasad sang syahid, Yaqoub,” kata Sheikh Raed Salah, Pemimpin Gerakan Islam (Islamic Movement) cabang utara Israel, menyatakan dalam khotbahnya, dikutip dari AA.
“Ini adalah Kejahatan,” tegasnya.
Sheikh Raed Salah mengacu pada Yaqoub Abu al-Qiyan, penduduk Umm al-Hiran berusia 49 tahun yang dibunuh oleh polisi Israel pada hari Rabu (18/01), ketika pasukan Israel menghancurkan beberapa rumah di desa Bedouin dengan dalih bahwa ruma-rumah mereka dibangun tanpa izin .
Para pejabat Israel menuduh Yaqoub al-Qiyan telah ditembak mati setelah berjalan menuju seorang tentara Israel dengan mobilnya.
Para warga desa dan aktivis hak asasi manusia, bagaimanapun, mengatakan al-Qiyan ditembak mati oleh pasukan Israel sebelum Ia menyerang polisi.
Polisi Israel telah menawarkan untuk menyerahkan jasad al-Qiyan pada upacara pemakamannya yang diadakan pada malam hari di hadapan hanya sejumlah kecil dari kerabatnya, Namun keluarganya menolak karena para pelayat Al-Qiyan begitu banyak.
Mengacu pada pernyataan Sheikh Salah, hingga kini jasad Al-Qiyan belum diserahkan kepada keluarganya.[IZ]