WINA (Panjimas.com) – Sekelompok aktivis muda Austria berkumpul di ibukota Wina pada hari Senin (16/01) untuk memprotes peraturan baru yang melarang para pegawai negeri, termasuk guru, memakai jilbab.
Di luar Universitas Wina, tampak para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang langkah tersebut. Para aktivis muda juga menyerukan kesetaraan dan kebebasan beragama bagi semua warga Austria.
Aturan pelarangan Jilbab bagi pegawai negeri disusun oleh Menteri Luar Negeri dan Integrasi Austria, Sebastian Kurz.
Kurz mengatakan pekan lalu Ia berencana melarang para pegawai negeri Austria untuk mengenakan jilbab.
Umat Muslim serta lembaga-lembaga baik sosialis maupun liberal telah memprotes pelarangan tersebut, sejak Menteri Kurz mengemukakan kebijakannya itu.
Juru bicara Muslimische Jugend Osterreich (Organisasi Pemuda Muslim Austria) Canan Yasar mengecam keras kebijakan Kurz itu yang didasari pada “penampilan perempuan”, dikutip dari Anadolu.
Saat berorasi di depan massa selama aksi protes, Canan Yasar membantah klaim bahwa para muslimah yang mengenakan jilbab di tempat kerjanya, akan membuat kesan negatif.
Aktivis Muslimah itu juga menyebut kebijakan tersebut sangatlah “meremehkan” sikap dan perilaku masyarakat Austria.
“Hal ini jelas tidak bisa diterima,” tegas orator Sozialistische Jugend Osterreich (Organisasi Pemuda Sosialis Austria), Fiona Herzog.
Herzog menekankan bahwa larangan itu hanya melibatkan Muslim, lebih lanjut Fiona Herzog juga mengatakan, “peraturan tersebut bermotif politik”, pungkasnya.[IZ]