WASHINGTON (Panjimas.com) – Aksi protes massa anti-Trump menghiasi jalanan ibukota Washinton DC, Amerika Serikat pada Jumat (20/01) sesaat sebelum Donald J Trump dilantik sebagai Presiden AS ke-45.
Puluhan demonstran membakar tempat-tempat sampah, menyerang polisi dan merusak kendaraan-kendaraan yang diparkir, hanya beberapa blok jauhnya dari gedung Capitol di mana upacara pengambilan sumpah Presiden ke-45 berlangsung.
Pada satu titik, sebuah mobil limusin dibakar di luar kantor pusat surat kabar terkemuka “Washington Post”, selain itu kawanan demonstran melarikan diri setelah api memicu asap yang membumbung ke langit. Petugas pemadam kebakaran segera betindak, dan akhirnya berhasil memadamkan si jago merah.
Pada konferensi pers pihak Kepolisian Washington mengatakan sedikitnya 217 tersangka ditangkap dan didakwa karena terlibat aksi kerusuhan. Enam petugas polisi menderita luka-luka ringan.
Kebanyakan aksi protes berakhir damai namun beberapa ratus demonstran berniat untuk memicu kekerasan karena mereka membawa palu dan linggis dan menghancurkan properti-properti publik, menurut jubir Kepolisian.
Salah seorang demonstran, berusia 26 tahun, Jan Getjans dari Washington, mengkritik para demonstran lainnya yang merusak properti publik dan mengatakan tindakan mereka bukan merupakan tindakan mayoritas, apa yang terjadi saat ini, juga bukan tujuan para demonstran.”
“Saya berasal dari kota ini, Apakah saya [Gethans] akan memaafkan perusakan kota ini? Tidak,” pungkas Getjans, dikutip dari Anadolu Agency.
Getjans menjelaskan para demonstran berasal dari “kelompok yang sangat beragam” yang mencakup beberapa pihak yang tidak masalah dengan kerusakan properti, tetapi tidak adil untuk mengkarakterisasi aksi protes sore ini dengan kerusakan properti”, tandasnya.
Getjans juga menyebut Trump sebagai Presiden yang “sangat tidak populer”, Ia berasumsi bahwa masa kepresidenan Trump adalah “momen belum pernah terjadi sebelumnya”.[IZ]