JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu ke belakang, umat Islam justru menjadi tertuduh yang menyakitkan hati.
Selain itu, dijelaskan juga olehnya umat merasa tertekan dengan wacana dan isu yang berkembang di masyarakat.
“Umat Islam saat ini menjadi tertuduh dan dituduh dalam situasi bangsa beberapa waktu ke belakang,” ujarnya di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Bukan tanpa alasan, Din menjabarkan bahwa umat Islam sangat tertuduh ketika aksi 411 dan aksi 212 dinilai sebagai gerakan anti-kebhinekaan.
Padahal, menurut dia, hal itu merupakan bentuk dari keseriusan umat Islam untuk menegakkan kebhinekaan di Indonesia dengan cara menggugat ketidakadilan yang sudah terjadi.
“Tuduhan bahwa umat Islam antikebhinekaan ini sangat menyakitkan hati kami,” katanya.
Padahal, kata Din, ada pihak lain yang justru bersikap anti-kebhinekaan namun menuduh umat Islam yang melakukan hal tersebut. [AW/Tribunnews]