MOSKOW (Panjimas.com) – Kementerian Pertahanan Rusia dikabarkan telah mengumumkan bahwa Mesir akan mengerahkan pasukannya ke Suriah untuk mengawasi pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara pasukan rezim Assad dan pasukan oposisi, demikian menurut situs Israel, “Rotter”.
Situs berita Rotter menyebutkan bahwa pasukan Mesir akan tiba di Suriah awal pekan depan.
Dalam laporan itu, sejumlah petugas Mesir dikabarkan telah berada di Suriah untuk membuka jalan bagi kedatangan pasukan lanjutan.
Pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov meminta Mesir sebagai mitra Moskow untuk bergabung dengan negaranya bersama dengan Turki dan Iran dalam pembicaraan tentang masa depan Suriah dan terkait pelaksanaan gencatan senjata, dikutip dari “Rotter”.
Presiden Putin telah berbicara dengan Presiden Mesir As-Sisi dan berjanji bahwa izin penerbangan antara Rusia dan Mesir akan segera dilanjutkan.
Rusia telah memutuskan menghentikan penerbangan maskapainya ke bandara Mesir setelah pesawat Rusia ditembak jatuh pada Oktober tahun 2015 di wilayah Semenanjung Sinai, Mesir. Insiden ini menewaskan semua penumpang sebanyak 217 jiwa. Penerbangan Metrojet jatuh setelah lepas landas dari Bandara Internasional Mesir, Sharm El Sheikh.
Situs berita Rotter mengatakan bahwa Mesir akan bergabung dengan trio [Russia-Turki-Iran] untuk membahas masa depan Suriah, dan ini akan menjadi sukses besar bagi Rusia, mengingat hubungan tegang Mesir dengan Turki di satu sisi dan hubungan panas dengan Iran di sisi lainnya.
Kesepakatan diplomatik-militer ini juga akan menyita perhatian, apalagi tentang bagaimana respon AS atas langkah Mesir ini, mengingat bahwa Amerika Serikat dan negara-negara Eropa tidak terlibat dalam pembicaraan terkait konflik Suriah ini. [IZ]