PONTIANAK (Panjimas.com) – Habib Muhammad Iskandar menyayangkan adanya aksi pencekalan terhadap Wasekjen MUI, KH Tengku Zulkarnain. Untuk itu, ia mendesak kepada pihak terkait, dapat segera memberikan reaksi positif dalam menyelesaikan permasalahan ini.
“Kami sangat menyayangkan sekali atas kejadian ini, dan kami harap Ketua DAD yang terkait dengan masalah pencekalan ini, kami harap agar bisa mengambil sebuah kebijakan, tentunya meminta maaf segera kepada umat Islam,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Formatur Aliansi Umat Islam Kalimantan Barat Bersatu, Ustaz ‘Athaillah juga mendesak Kapolda Kalbar mengusut dan memproses aktor intelektual atas pengusiran tersebut.
“Mendesak Kapolda Kalbar untuk memproses Kapolres Sintang, karena terkesan melakukan pembiaran terhadap aksi pengusiran tersebut,” ujarnya.
Selain itu juga mendesak Dirjen Perhubungan Udara atau PT Angkasapura II, untuk memproses Kepala Bandara Susilo Sintang yang telah membiarkan sekelompok Pemuda Dayak Sintang masuk ke dalam objek vital seperti bandara.
Selanjutnya, Aliansi Umat Islam Kalimantan Barat Bersatu mendesak Legislatif dan Eksekutif untuk melakukan pengawasan terhadap kelompok-kelompok yang melakukan intoleransi dan mengganggu kenyamanan beribadah Umat Islam.
“Kami Umat Islam umumnya dan umat Islam Kalimantan Barat khususnya, sangat menghormati para Kiyai, Ustaz dan Ulama kami yang istiqomah dalam membela agama Islam, dan menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Sehingga siapapun yang melecehkan dan menghalang-halangi dakwah mereka, maka ia akan menjadi musuh kami,” jelasnya.
Aliansi Umat Islam Kalimantan Barat Bersatu menyatakan bahwa FPI adalah milik Umat Islam. Sehingga siapapun yang ingin membubarkannya, maka sama dengan ingin membubarkan Islam.
Kepada seluruh rakyat Republik Indonesia, khususnya masyarakat Kalimantan Barat, hendaknya saling menjaga keutuhan NKRI.
“Harapan kami, pernyataan kami tersebut ditindaklanjuti oleh pihak terkait, dan apabila pernyataan ini tidak diindahkan atau tidak ditindaklanjuti, tidak menutup kemungkinan akan ada aksi-aksi yang lebih besar dari aksi saat ini,” tegas Ustaz ‘Athaillah. [AW/Tribunnews]