SOLO (Panjimas.com) – Pemerhati Gerakan Islam, Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir mengatakan bahwa insiden penghadangan yang dilakukan kelompok bersenjata tajam di Bandara Sintang, Kalimantan Barat, terhadap Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Tengku Zulkarnain bukti atas eksistensi radikalisme non muslim.
Saat ditemui di Tipes, Serengan, Solo, Ustadz Iim -sapaan akrabnya- mengungkapkan, andai saja tindakan tersebut dilakukan oleh kaum Muslimin terhadap tokoh Non Muslim misalnya, maka dia yakin pasti akan ada berita heboh menyudutkan umat Islam.
“Orang kafir itu juga radikal, bukti eksistensi kezaliman di dunia justru jauh lebih banyak dilakukan orang kafir. Tetapi memang dunia ini tidak adil, jika perlakuan kezaliman itu dari orang kafir dunia tutup mata. Saya coba bayangkan jika di Bandara Sintang kemarin yang melakukan muslim, maka seluruh dunia akan berteriak macam-macam, Indonesia akan geger,” katanya pada Panjimas.com, Jum’at (13/1/2017).
Putra Ustadz Abu Bakar Ba’asyir itu menambahkan bahwa dengan kejadian tersebut harusnya masyarakat Indonesia sudah sadar dengan ketidakadilan hukum yang berjalan saat ini.
“Kita lihat reaksi aparat malah halus, lembut, ya, sebenarnya masyarakat Indonesia sudah harus melek bahwa kondisi kita, standar hukum sudah tidak adil, berat sebelah. Ini negara hukum atau bukan?” ujarnya.
Ustadz Iim menyayangkan sikap aparat yang tidak tegas terkait pengamanan Bandara Sintang, sampai kecolongan masuknya preman bersenjata tajam bahkan berada di depan pintu pesawat.
“Kalau itu yang melakukan muslim sudah barang tentu tidak bisa masuk, karena yang melakukan non muslim ya seperti itu. Inilah kondisi kita umat Islam ini pemilik negeri ini tetapi merekalah yang paling dizalimi di negri ini,” tandasnya. [SY]