TEHERAN (Panjimas.com) – Warga Iran, yang hadir dalam prosesi pemakaman mantan Presidennya Ali Akbar Hashemi Rafsanjani di Teheran Selasa (10/01), meneriakkan “Matilah Kau Rusia!” dan menuding Kedutaan Besar Rusia di Teheran telah menjadi wadah spionase, seperti dilansir Arabi 21.
Prosesi pemakaman Ali Akbar Hashemi Rafsanjani disiarkan langsung oleh televisi pemerintah Iran. Namun, ketika para pelayat Iran mulai menggunakan variasi slogan-slogan dan nyanyian Iran populer, “Matilah Amerika” tetapi kali ini itu ditujukan pada Rusia, siaran televisi tiba-tiba dihentikan.
Laporan lebih lanjut menunjukkan bahwa para warga Iran yang meneriakkan slogan kematian bagi Rusia, juga menyerukan rezim Teokratis Teheran untuk melepaskan pemimpin Gerakan Reformis Hijau (Green Movement), Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi.
Keduanya, baik Mousavi dan Karroubi adalah politisi veteran Iran yang pada tahun 2009, memimpin aksi protes rakyat terhadap Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Aksi protes rakyat itu digagalkan pemerintah, dan ribuan warga dipenjarakan atau ditempatkan di bawah tahanan rumah, termasuk Mousavi dan Karroubi.
Menyusul pembatalan siaran oleh televisi Iran, siaran dilanjutkan, tetapi tanpa menayangkan dan menyensor setiap suara-suara aspirasi pelayat di prosesi pemakaman Rafsanjani. Sebaliknya, televisi pemerintah Iran menambahkan alunan musik melankolis ketimbang menyiarkan nyanyian slogan anti-Rusia.
Para aktivis reformis Iran juga menyatakan bahwa pemerintah Iran telah mencegah mantan Presiden Iran lainnya, Mohammad Khatami, untuk turut hadir dalam pemakaman karena ketegangan di seluruh negeri.
Sementara itu, rekaman video itu beredar di YouTube, menunjukkan anak Rafsanjani mendorong salah satu dari pimpinan media Iran untuk menjauh dari peti mati ayahnya, anak Rafsanjani itu menolak salah satu pemimpin media iran itu untuk menjadi pengusung jenazah ayahnya.
Pejabat Media Iran itu diketahui merupakan loyalis Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, kontroversi dan ketegangan pun terus berlanjut di Teheran.
Ada banyak ketidakpuasan di kalangan rakyat Iran yang melihat aliansi pemerintah mereka dengan Moskow, mereka menilai hubungan dengan Moskow telah menggiring mereka ke lebih banyak masalah daripada memecahkannya.
Tahun lalu, kontroversi menyeruak ketika terungkapnya keputusan rezim Teheran yang secara diam-diam membiarkan Rusia untuk menggunakan pangkalan udara Hamadan untuk meluncurkan serangan udara.
Rusia, sebagaimana diketahui merupakan mantan kekuatan penjajah di Iran, aksi-aksi itu terlihat sebagai usaha untuk menegaskan kembali kewenangan Moskow atas bekas jajahannya itu dan hal ini mempermalukan rezim Syiah itu.[IZ]