JAKARTA (Panjimas.com) – Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan mengakui jabatannya sebagai Ketua Dewan Pembina Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI). Jabatan itu diembannya, menurut Anton, agar GMBI menjadi beradab.
“Tetapi saya membina agar mereka ini beradab,” kata Anton menjawab pertanyaan wartawan apakah dirinya merupakan Ketua Dewan Pembina GMBI, di Mapolda Jawa Barat, Bandung, Jumat (13/1/2017).
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), KH Ahmad Shabri Lubis menegaskan, apa yang dilakukan Anton Charliyah justu bertolak belakang. (Baca: Sadis, Inilah Foto Detik-detik Laskar FPI Dikeroyok dengan Balok)
“Itu kan pengakuan dia supaya beradab, itu bukan beradab tapi biadab!” kata KH Ahmad Shabri Lubis kepada Panjimas.com, Sabtu (14/1/2017).
di lapangan, Ormas GMBI menurut bukti-bukti yang dimiliki FPI menjadi pelaku tindakan anarkis berupa penganiayaan brutal dan perusakan. (Baca: [VIDEO] Aksi Brutal Diduga Massa GMBI Serang FPI dan Kesaksian Tim Medis GNPF-MUI)
“Kita juga punya banyak bukti-bukti, mereka memang sudah siap perang, ada urusan apa mereka dikerahkan?” ujarnya.
Ustadz Shabri mengungkapkan, Ormas GMBI sengaja didatangkan untuk berhadapan kaum Muslimin yang saat itu mengawal Imam Besar FPI, menjalani pemeriksaan di Polda Jawa Barat. (Baca: [FOTO] Pengawal Habib Rizieq Diserang Preman, Panglima FPI dan Laskar Luka-luka)
Kemudian massa GMBI melakukan penyerangan dari belakang saat ribuan kaum Muslimin yang mengawal Imam Besar FPI, bergerak pulang. Mereka yang tersisa di belakang itulah yang menjadi korban penganiayaan.
“Memang untuk mengganggu masyarakat Islam, Ormas-ormas Islam yang kemarin datang mengawal Habib Rizieq. Mereka menyerang ketika kami sudah pulang, mobil mereka hancurkan, mereka aniaya sampai banyak yang luka-luka,” tandasnya. [AW]