SUKOHARJO (Panjimas.com) – Agus Burhan Sayyiman (34), aktivis nahi munkar asal Desa Blimbing, Rt 5/2, Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo, yang ditangkap Polda Jawa Tengah memiliki perjalanan hidup yang menarik.
Agus ternyata dahulu pernah bergelut di dunia hitam sebagai seorang preman. Namun, berkat hidayah dari Allah Ta’ala hidupnya berubah drastic. Dialah yang kini justru sekarang aktif membina anak-anak muda yang nakal dan preman kampung menjadi aktivis nahi munkar. (Baca: Lagi, Polda Jateng Tangkap 11 Orang Diduga Terlibat Aksi Nahi Munkar di AW Resto Karanganyar)
“Sekarang total perjuangan Islam amar ma’ruf nahi munkar itu, pengajian-pengajian. Pokoknya masa lalu saya tebus, jihad saya ini bu,” kata ibunda Agus, Hj Siti Rahayu, kepada Panjimas.com, Selasa (3/1/2017).
Agus adalah anak semata wayang pasangan almarhum H Asyhuri, S.Ag, dengan Hj Siti Rahayu. Ayah agus memang sudah meninggal, namun Agus memiliki kakak beda ibu satu bapak yang bekerja di salah satu Rumah Sakit di Sragen.
Almarhum H Asyhuri pernah menjabat Kepala Sekolah di MTS Muhammadiyah Blimbing pada tahun 1994 sampai dengan 1997. Selain itu, H Asyhuri juga pernah diposisi Kepala Sekolah MTS Al Islam, Mranggen, Polokarto pada tahun 2004 sampai dengan 2010.
Rahayu sempat jengkel dengan kelakuan anaknya di masa lampau yang terbilang nakal. Tapi semenjak ayahnya sakit, Agus mulai berubah. Kata Rahayu, sejak itu Agus mulai bergabung bersama teman sebayanya yang shalih. Agus sering ikuti pengajian dan mengajak teman yang nakal untuk ikut pengajian bersamanya.
“Jadi tiap malam ya pergi ke pengajian-pengajian, kalau dulu ya anak pada nakal, gali-gali (preman) sekarang merintis diajak untuk jadi baik. Anak sekolah yang ndak mau pulang itu orang tuanya sempat pasrahkan sama Agus, mau diapain terserah,” ucapnya.
“Di sini (rumah Agus) itu juga untuk pengajian anak-anak itu, sampai dikasih sarung untuk sholat. Bahkan anak yang bernama Sholeh itu taatnya sama Agus itu serba manut,” imbuhnya.
Agus yang ikut ditangkap Polda Jateng diduga terlibat aksi nahi munkar di AW Resto, Karanganyar merupakan anak salah satu pendiri Ponpes Imam Syuhodo. Rahayu mengatakan Agus belum lama bercerai dengan istrinya dan dua anaknya ikut istri.
“Kegiatan dimasyarakat sudah ndak ada yang meragukan, anak-anak itu kalau ada mesti ikut. Kemarin itu yang di Semanggi itu dia bahkan tidur di sana bawa makanan juga. Punya istri tapi udah cerai, anaknya ikut ibunya,” ujarnya.
Keseharian Agus bekerja di apotik yang dirintis bersama rekan kerjanya. Dengan ditangkapnya Agus, Rahayu sempat meneteskan airmata. Mengingat Agus sering mengkhawatirkan kondisi ibundanya tercinta yang sebatang kara dirumah.
“Kerja di Apotik “Sayekti” yang baru saja buka, yang disusahkan Agus itu ya ibunya dirumah sendiri, ” ucapnya lirih sambil mengusap matanya. (SY)