RAMALLAH (Panjimas.com) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas, pada hari Sabtu (31/12) akhir tahun lalu, menghaturkan ucapan terimakasihnya kepada semua negara yang telah memberikan suara dukungan terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB terkait permukiman ilegal Yahudi, seperti dilansir Internasional Islamic News Agency (IINA).
Abbas menambahkan bahwa resolusi DK PBB tersebut memungkinkan untuk menyebut Tahun 2017 sebagai tahun pengakuan internasional atas Negara Palestina, karena pengakuan lebih akan meningkatkan kemungkinan mencapai solusi konsep dua negara.
Dalam pidato yang ditayangkan oleh “Palestine TV”, bertepatan dengan peringatan ulang tahun ke-52 dari Gerakan Pembebasan Nasional Palestina “Fatah” pada hari Sabtu (31/12), Abbas menyatakan bahwa Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2334 telah mengkonfirmasi hegemoni persyaratan internasional, dan imbas resolusi tersebut adalah menuntut penghentian semua kegiatan permukiman ilegal Israel dan tidak dapat diterimanya perubahan-perubahan sepihak Israel terkait komposisi demografi, karakter dan status tanah Negara Palestina, yang diduduki sejak tahun 1967, termasuk Yerusalem Timur.
“Tangan-tangan rakyat Palestina akan tetap terulur untuk perdamaian,” kata Abbas, Ia pun menegaskan pihaknya tidak menerima solusi interim atau sebuah negara dengan perbatasan sementara, apalagi upaya-upaya oleh pemerintah Israel untuk membalikkan fakta-fakta dan praktek menyesatkan masyarakat internasional, pada suatu waktu di mana Israel terus membangun koloni untuk mewujudkan realitas satu negara dan diskriminasi rasial, melalui kelanjutan pembangunan pemukiman ilegla serta pendudukan.
“Kami menunggu, dengan harapan konferensi internasional yang akan diselenggarakan di Paris pada pertengahan Januari mendatang, menekankan pentingnya hasil, untuk mekanisme tindak lanjut internasional dan jadwal untuk pelaksanaannya,” kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
“Kami menghargai inisiatif Presiden Putin untuk mengadakan pertemuan trilateral di Moskow,” imbuhnya, dan Abbas mengungkapkan kesediaannya untuk memenuhi panggilan ini.
Abbas menegaskan kembali bahwa kepemimpinan Palestina siap untuk bekerja dengan pemerintahan baru AS, yang dipimpin oleh Presiden terpilih Donald Trump, dalam rangka mencapai perdamaian di kawasan itu, berdasarkan solusi dua negara, acuan persyaratan internasional dan resolusi-resolusi PBB serta Inisiatif Perdamaian Arab (Arab Peace Initiative, API).[IZ]