SOLO (Panjimas.com) – Penangkapan lima Tokoh Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), dirasakan keluarga mereka layaknya menangkap teroris. Membawa banyak pasukan dan bersenjata laras panjang serta membuat trauma anak-anak tersangka, yang menyaksikan penggrebekan.
Tim Advokat Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Muhammad Kurniawan BW, SH, menyayangkan perlakuan terhadap tersangka, yang katanya terkait kasus sweeping di Social Kitchen.
Mereka diperlakukan layaknya teroris, karena saat penangkapan dengan pasukan lengkap dengan laras panjang.
Dan baru-baru ini, kata Kurniawan sudah ada empat orang lagi yang ditangkap Polda Jateng, mereka diduga mengalami penyiksaan.
“Yang ditangkap 4 orang, kemarin ini memang berbeda, mereka disiksa dari Solo sampai Polda Semarang. Mereka banyak luka-luka lebamnya,” katanya pada Panjimas,com, Rabu (28/12/2016).
Kurniawan menyoroti jika kasus yang ditangani Kepolisian terkait dengan aktivis Islam, akan terlihat perlakuan yang tidak wajar.
“Memang kalau kita bicara masalah aktifis Islam, masalah Islam, bicara orang yang taat beragama, itu penanganannya memang tidak manusiawi. Harusnya pihak Polda itu harus menyamakan , kedudukannya sama seorang terrsangka. Tapi kalau itu aktifis Islam sangat berlebihan sekali dalam penanganannya,” ujar Ketua The Islamic Study and Action Center (ISAC) itu.
Sementara itu, hingga saat ini belum terdengar kabar, aparat kepolisian menangkap atau melakukan proses hukum terhadap pemilik dan pengelola Social Kitchen.
Kurniawan menduga kasus yang menimpa tokoh-tokoh LUIS dan akvifis Islam yang dituduh terlibat pengerusakan dan penganiayaan karena adanya perintah marah dari atasan. [SY]