JAKARTA, (Panjimas.com) – Pengasuh Pondok Pesantren At Tawazun KH. Musyfiq Amrullah menilai, sikap organisasi masyarakat (Ormas) Muhammadiyah yang kerap mengkritik pemerintah belakangan ini sangat wajar. Menurutnya, setiap ormas punya hak untuk menyatakan pendapat.
“Saya lihat normal-normal saja,” katanya, Kamis (29/12).
Tidak hanya Muhammadiyah, kata Kyai Musyfiq, bahkan NU pun suka mengkritik. Hal ini tentu bergantung pada alur kebijakan pemerintah.
“Kalau mendukung masalah ummat saya kira sikap kritisnya berkurang, tapi kalau kebijakan itu tidak mengarah ke konstituen (kader Muhammadiyah) maka otomatis itu pasti akan dikritik. Saya berkhusnudzon (kritik untuk ummat),” katanya.
Ketua PCNU Subang ini mengatakan, untuk kedepan Muhammadiyah dan ormas lainya harus menjadi penyeimbang. Ormas diharapkan tidak hanya diam saja dan harus bersatu ketika melihat penguasa mengeluarkan kebijakan yang tidak pro rakyat.
“Tidak dininabobokkan dengan bantuan-bantuan, siapa pun. Apalagi ormas-ormas besar,” katanya.
Di samping itu, pemerintah juga tidak boleh arogan membubarkan begitu saja terhadap ormas-ormas yang ada. Kecuali, ormas-ormas itu keluar dari koridor Pancasila dan NKRI.
“Katakan FPI misalnya, mengkritisi ada hal-hal kebijakan pemerintah tidak sesuai dengan ummat Islam, ketika dia bergerak tidak bisa dianggap menentang pemerintah, karena pada hakikatnya menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar,” tukasnya. [TM]