SOLO (Panjimas.com) – Upaya amar ma’ruf nahi munkar, tak selamanya berjalan mulus. Seperti yang dialami para tokoh Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) dan sejumlah aktivis yang ditangkap pasca aksi di tempat maksiat berkedok restoran Social Kitchen.
Social Kitchen sudah lebih dari setahun lalu diduga melakukan pelanggaran, dari mulai menjual Miras, melewati jam buka dan menyuguhkan tari telanjang. (Baca: Datangi Polsek, LUIS Minta Papan Iklan Berbau Miras Diturunkan)
LUIS pun berkali-kali mendatangi pihak pengelola Social Kitchen, mereka sempat meminta maaf kepada masyarakat dengan disaksikan aparat, namun justru mengulanginya lagi. (Baca: Gelar Tarian Seronok, Ormas Islam Solo Desak Social Kitchen Ditutup)
Meski telah berkali-kali melanggar aturan dan meresahkan masyarakat, pasca aksi LUIS, Social Kitchen hanya diperintahkan untuk ditutup. (Baca: Kapolda Jateng Minta Diskotik Social Kitchen di Solo Ditutup)
Sementara, mereka yang diduga sebagai Direktur Social Kitchen, Irawan Andreas Sumampouw dan Pengelola Social Kitchen, Joe Zhenk, belum diketahui apakah disentuh proses hukum atau tidak.
Berbeda dengan para petinggi LUIS, hanya berselang beberapa hari usai amar ma’ruf nahi munkar di Social Kitchen, yakni Endro Sudarsono, Edi Lukito, Yusuf Suparno, Salman Al Farisi, dan Joko Sutarto ditangkap. ([VIDEO] Fakta Social Kitchen dan Kronologis Penangkapan Tokoh LUIS)
Tak ketinggalan, seorang wartawan Panjimas yang tengah bertugas saat terjadi aksi di Social Kitchen, Ranu Muda Adi Nugroho, ikut ditangkap. (Baca: Inilah Kronologis Penangkapan Wartawan Panjimas)
Tak berhenti sampai disitu, aparat terus menangkapi para aktivis yang diduga ikut serta dalam aksi di Social Kitchen. Dengan senjata laras panjang Ak47, aparat kepolisian pun selfie, bersama aktivis yang ditangkap.
Mereka yang telah ditangkap aparat kepolisian diantaranya Mujiono Laksito (46), warga Dusun Bendosari, Sukoharjo, yang ditangkap pukul 02.50 WIB.
Kemudian Sri Asmoro Eko Nugroho (39) alias Eko Wahid alias Eko Luis dan Kombang Saputra (26) alias Kumbang alias Azam ditangkap pukul 05.30 WIB pagi tadi di Ruko Regency Kartosuro, Sukoharjo.
Menyikapi hal itu, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), KH Ahmad Shabri Lubis merasa prihatin atas perlakuan dan penangkapan aktivis nahi munkar. Ia menyebut, perlakuan aparat kepolisian tak wajar, mereka ditangkap dengan senjata laras panjang, mata ditutup seperti teroris.
“Saya prihatin tindakan represif Kepolisian terhadap masyarakat yang melakukan kontrol sosial, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar diperlakukan dengan tidak wajar seperti itu,” kata KH Ahmad Shabri Lubis kepada Panjimas.com, Kamis (29/12/2016).
Ustadz Shabri Lubis -sapaan akrabnya- merasa aneh, bukannya pemilik dan pengelola Social Kitchen yang memicu pelanggaran yang ditindak, malah Ormas Islam yang melakukan peringatan terhadap tempat maksiat itulah yang ditangkap.
“Seharusnya yang ditindak itu yang menjadi pemicunya, itu yang merusak, yang melanggar. Mereka yang ditangkap harusnya pemiliknya, karena dia yang menjadi pemicu,” ujarnya.
Terkait penangkapan aktivis Islam di Solo, jika diperlukan FPI bersedia membantu upaya hukum, termasuk beraudiensi dengan DPR RI. Bahkan jika perlu dilakukan pemanggilan terhadap Kapolda Jawa Tengah.
Ustadz Shabri Lubis menyoroti langkah kerja Kepolisian tentang prosedur penangkapan saat ini, yang membuat teror baru bagi masyarakat.
“Ini menjadi catatan khususnya Kepolisian, kita berharap DPR nanti turun tangan. Apa bisa nangkepin orang seperti itu, gedor-gedor tengah malam, membuat teror kepada masyarakat, kepada keluarga,” tandasnya.
Menurut Ustadz Shabri, bila cara bertindak aparat kepolisian tidak dibenahi, dikhawatirkan akan merusak hubungan aparat dengan umat Islam.
“Dan ini sangat berbahaya ke depannya bagi Kepolisian,” imbuhnya. [SY]
BERITA TERKAIT:
- Datangi Polsek, LUIS Minta Papan Iklan Berbau Miras Diturunkan
- Gelar Tarian Seronok, Ormas Islam Solo Desak Social Kitchen Ditutup
- Tak Bisa Mengelak, Akhirnya Social Kitchen Buat Surat Pernyataan Resmi Siap Terima Sanksi
- Masih Nekad Tampilkan Tarian Telanjang, LUIS Minta Social Kitchen Ditutup
- Seolah Kebal Hukum, Social Kitchen Menjadi Tempat Favorit bagi Pecinta Miras dan Kemesuman
- Gerebek Social Kitchen, Ormas Islam Temukan Puluhan ABG Mabuk dan Maksiat