ISTANBUL, (Panjimas.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini mengumumkan bahwa Turki sekarang ini telah diklasifikasikan oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) sebagai negara berpenghasilan tinggi, dikutip dari MEMO.
Pernyataan Erdogan ini disampaikannya selama pidato yang disiarkan melalui saluran televisi saat merayakan pembukaan terowongan pertama di bawah Selat Bosphorus di Istanbul, yang menghubungkan wilayah Turki Barat di Laut Hitam dengan Anatolia Tengah.
Erdogan mengungkapkan bahwa biaya proyek terowongan bawah laut itu mencapai angka 718 juta Lira Turki ($205 juta dollar). Terowongan di bawah Selat Bosphorus tersebut merupakan hasil pengembangan terbaru infrastruktur di Turki, dibawah kepemimpinan Erdogan.
Presiden Turki itu juga mengatakan bahwa jumlah terowongan-terowongan mobil di Turki meningkat jumlahnya dari angka 83 di tahun 2002 menjadi 393 terowongan dengan pembukaan terowongan Selat Bosphorus ini. Selain itu jumlah bandara di 81 Provinsi di negara Ottoman itu kini meningkat jumlahnya dari 26 menjadi 55 bandara udara selama periode yang sama.
Erdogan menambahkan bahwa Turki terbukti mampu mengembangkan infarstrukturnya, terlepas dari tantangan keamanan yang saat ini dihadapinya.
Terowongan baru yang menghubungkan Turki Barat dengan Anatolia Tengah ini terdiri dari 2 rute untuk kendaraan ringan; rute pertama memiliki panjang 5.370 meter dan sementara rute kedua sepanjang 5.391 meter. Dengan adanya terowongan tersebut, akan memangkas waktu perjalanan dari sebelumnya, 35 menit hanya menjadi 8 menit saja.
Terowongan Selat Bosphorus ini juga diharapkan akan menghemat waktu sebanyak 345.655 jam dan bahan bakar hingga 8,3 juta liter setiap tahunnya serta mendapatkan pemasukan sekitar 38,2 juta Lira Turki ($10.8 juta dollar) bagi perekonomian nasional. [IZ]