OTTAWA, (Panjimas.com) – Sebuah kebakaran terjadi di Muslim Cultural Center Sept-Iles, yang terletak di Provinsi Quebec Kanada, pada hari Jumat (23/12).
Insiden pembakaran Pusat Kebudayaan Islam di Sept-Iles ini memicu kehawatiran akan serangan-serangan Islamophobia lainnya yang mungkin terjadi, seperti dilansir Daily Sabah.
Untuk diketahui, Muslim Cultural Center telah digunakan sebagai Mushola bagi Muslim Kanada yang tinggal di kota September-Iles yang berpenduduk 25.000 jiwa itu, sebelum menjadi tidak dapat digunakan lagi untuk Shalat, meskipun upaya-upaya dari tim pemadam kebakaran.
Kepolisian Provinsi Quebec telah memulai penyelidikan atas kemungkinan serangan pembakaran, Mushola di Muslim Cultural Center Sept-Iles ditutup sampai renovasi selesai.
“Ini menyakitkan. Kami bekerja sangat keras untuk membangun kembali tempat ini. Saya tidak tahu dengan apa yang harus menyebutnya, suatu tindakan kebodohan, dendam, kebencian?” tanya Nabil Matrajji, anggota komunitas Muslm dari Pusat Kebudayaan Islam Sept-Iles.
Pusat Islam itu sebelumnya juga menjadi target penyerangan pada bulan Oktober lalu oleh seorang pelaku yang masuk ke gedung dan merusak dinding-dinding dan rak-rak buku.
Presiden Muslim Cultural Center Sept-Iles, Ben Rouine menyatakan bahwa kebakaran Jumat (23/12) menandai serangan perusakan keempat atau kelima kalinya terhadap MCC [Muslim Cultural Center].
Selama 3 bulan terakhir, Muslim Kanada mengalami 2 serangan di berbagai Mushola atau Masjid misalnya di Calgar, selain itu poster-poster anti-Muslim juga dipasang di kampus University of Calgary. Hal ini mengungkapkan semakin banyaknya kejahatan-kejahatan anti-Muslim potensial di negara ini.
Peningkatan sentimen anti-Muslim telah muncul tidak hanya di Kanada, tetapi di banyak negara di Eropa, serta Amerika Serikat, sejak akhir 2015.
Beberapa negara Eropa telah menyaksikan lonjakan Islamofobia dan sentimen anti-imigran, sepanjang 2015 dan 2016. [IZ]