SUKOHARJO (Panjimas.com) – Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF_MUI). Ustadz Bachtiar Nasir mendukung penuh media online Panjimas. Ia menyebut sepak terjang wartawan Panjimas.com dalam peliputan berada di garda terdepan dalam sebuah perjuangan.
Hal itu disampaikan Ustadz Bachtiar Nasir Usai menghadiri Reuni Akbar dan Muktamar Alumni Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Berjuang melalui media bukan hal mudah, sebab pahit getir serta onak dan duri kadang dirasakan, sebagaimana ujian yang menimpa wartawan Panjimas.com, Ranu Muda Adi Nugroho.
Ustadz Bachtiar Nasir pun sempat kaget, ketika mendengar kabar wartawan Panjimas.com ditangkap.
“Ketika saya mendengar wartawan Panjimas ditangkap, waduh ini mujahid kita,” kata Ustadz Bachtiar Nasir di hadapan beberapa tokoh alumni dan pengasuh Ponpes Al Mukmin Ngruki, Sabtu (24/12/2016).
Di balik peristiwa itu, ia meminta seluruh mujahid pena untuk mengambil pelajaran, agar waspada dan berhati-hati dalam bertugas.
“Sebagai jurnalis Muslim positioningnya mesti bagus,” imbaunya.
Ustadz Bachtiar menyampaikan dukungannya pada Panjimas.com.
“Bagi saya anak-anak Panjimas ini, anak-anak muslim, mujahidin-mujahidin terdepan saya,” ujarnya.
Ustadz Bachtiar menganggap media sebagai alat perjuangan pada masa sekarang ini. Di mana media Islam yang akan membela umat Islam dari serangan propaganda media-media sekuler dan liberal.
“Nomor satu adalah kalian, media, ya. Saya nggak akan pernah bisa memandang kalian sebelah mata,” ujarnya.
Menurut ustadz Bachtiar sudah saatnya media Islam bangkit dan melawan berita yang selalu menyudutkan umat Islam. Tidak hanya Panjimas, media Islam yang tergabung dalam Jurnalis Islam Bersatu (JITU), kata Ustadz Bachtiar harus memposisikan keberpihakan pada umat Islam dan gerakan Islam.
“Saya banyak tahulah posisi kalian ada dimana, awalnya dari anak-anak JITU juga,” tandasnya. [SY]