BOGOR, (Panjimas.com) – “Jozef Goebbels, Menteri Propaganda Nazi pada zaman Hitler mengatakan sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik, kebohongan yang diulang-ulang akan membuat publik menjadi percaya tentang kebohongan ini. Goebbels juga mengajarkan bahwa kebohongan yang paling besar ialah kebenaran yang diubah sedikit saja.”
Ketika kejujuran sudah menjadi barang mahal dan langka untuk didapatkan, maka kebathilan pun menjamur sehingga umat Islam dipojokkan. Media yang sudah tidak lagi objektif memaksa umat Islam untuk bangun dari tidur yang panjang, tidur yang melalaikan kaum muslimin dari melakukan pembelaan.
Oleh karena itu, Ustadz Iyus Khaerunnas, dari Bidik Global Foundation menggagas Gerakan Membangun Jaringan Jurnalis Islam – One Masjid One Journalist. GNPF-MUI pun menyambut dengan baik gagasan tersebut demi menjaga spirit 212.
Dalam rangka memenangkan umat Islam di kancah perempuran opini publik,telah terbukti bahwa kaum muslimin memang sangat membutuhkan dukungan media. Oleh sebab itu, GNPF-MUI menggelar acara Seminar Jurnalistik Islami – One Masjid One Journalist di Gedung MUI Kota Bogor, Sabtu (24/12/2016) pagi.
Acara Seminar Jurnalistik Islami yang menghadirkan Panglima Aksi Bela Islam, Munarman; Penulis Buku ‘Kezaliman Media Massa terhadap Umat Islam’, Mohamad Fadhilah Zein; Redaktur Suara Islam, Syaiful Falah; dan Ketua GNPF-MUI bogor Raya, Iyus Khaerunnas sebagai pembicara, dihadiri oleh 250 orang perwakilan DKM Masjid dan Lembaga Islam yang antusias untuk turut serta dalam membela Islam.
“Yang harus diubah itu cara pandang, penting untuk diubah itu cara pandang agar Islami. Jangan pernah lepas cara pandang Islam, sekali kita lepas cara pandang Islam gampang sekali kita terpengaruh,” ujar Panglima Aksi Bela Islam, Munarman kepada Para Perwakilan DKM Masjid dan Lembaga Islam di Gedung MUI, Bogor, Sabtu (24/12).
Dengan informasi yang masuk ke kepala kita, lanjutnya, berubah perilaku kita dan yakin bahwa itu bener, maka kita jadi korban.
Ia juga menggambarkan perang informasi salah satunya adalah air mineral yang sudah tidak diragukan lagi oleh masyarakat kebersihannya. Padahal, menurutnya, air sumur yang direbus lebih meyakinkan, karena seluruh kuman atau bakteri mati.
“Inilah perang informasi. Iklan dan propaganda sejenis,” katanya
Selain itu, Panglima Aksi Bela Islam, Munarman mengutip sebuah perkataan dalam Everyman’s encyclopedia tentang propaganda.
Menurutnya, propaganda merupakan suatu seni untuk menyebarkan dan meyakinkan suatu kepercayaan khususnya kepercayaan agama atau politik.
“Jadi, kalo kebohongan terus disebarkan maka akan menjadi kebenaran, orang akan percaya,” tandasnya. [DP]