SOLO, (Panjimas.com) – Penangkapan yang dilakukan kepolisian Kota Solo terhadap jurnalis media Islam, Ranu Muda Adi Nugroho Nugroho dengan tuduhan terlibat melakukan propaganda dalam aksi yang dituding sebagai sweeping di bar Sosial Kitchen Solo baru-baru ini, menuai simpati dari sahabat dekatnya.
Asri Istiqomah yang berprofesi sebagai penulis di kota Solo menceritakan bagaimana dirinya dapat mengetahui info penting di tanah kelahirannya seperti bisnis maksiat yang meresahkan saat mengenal Ranu.
“Saya kenal dekat dengan mas Ranu. Akibat perkenalan itu, saya jadi mengetahui kalau Solo ternyata mempunyai bisnis maksiat. Solo yang saya kira adem ayem, berbudaya, ternyata menyimpan banyak kegiatan maksiat,” katanya kepada Panjimas, Jum’at (23/12).
Beliau banyak tahu tentang itu, lanjutnya, karena memang melakukan investigasi.
Selain itu, Asri menjelaskan bagaimana Ranu sangat tidak menyukai kekerasan.
“Sering saya mendengar beliau memberikan nasehat kepada para pemuda muslim untuk tidak ikut latah berjuang dengan teror dan kekerasan. Beliau justru mengajak untuk berjuang dengan cara lebih cerdas dan moderat, yaitu dengan menulis,” tegasnya.
Asri pun menilai Ranu adalah seorang jurnalis yang dapat membaur dengan siapa pun. “Kalau tak percaya tanyalah pada para pencari berita (jurnalis, baik media islam atau media umum) yang ada di Solo.”
Penulis berkerudung itu merasa terkejut saat mendengar jurnalis Panjimas ditangkap.
“Padahal beliau hanya menyuarakan kebenaran, bukan kekerasan,” ujarnya.