BEIRUT, (Panjimas.com) – Presiden Libanon, Michel Aoun, dan Perdana Menteri Saad al-Hariri dilaporkan telah membentuk pemerintahan baru dengan 30 Menteri yang diambil dari beberapa spektrum politik dan semua sekte agama di Libanon, demikian pernyataan kantor kabinet pada hari Ahad (18/12), dilansir Reuters.
“Hari ini pemerintahan baru dibentuk,” kata PM Hariri, setelah pengumuman kabinet.
Sebagaimana diketahui Presiden Michel Aoun merupakan seorang Jenderal Kristen yang disokong oleh kelompok milisi Syiah Hizbullah yang saat ini mendominasi politik di Libanon.
Aoun terpilih sebagai Presiden oleh Parlemen pada bulan Oktober lalu, setelah lebih dari 2 tahun, Libanon dalam situasi tanpa pemimpin tertinggi kenegaraan.
Pemilihan Aoun adalah hasil dari kesepakatan politik di mana Ia akan meminta Saad Hariri, mantan lawan politiknya, untuk menjadi Perdana Menteri. Namun, beberapa politisi Lebanon terkemuka tidak mendukung kesepakatan politik itu, penolakannya ini mengakibatkan keterlambatan Hariri dalam membentuk pemerintahan.
Libanon berada dalam status pemerintahan sementara selama lebih dari 2 tahun, dalam jangka itu, Libanon dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Tammam Salam, kondisi ini memburuk dengan krisis politik sehingga turut pula melemahkan kerja-kerja layanan pemerintah.
Perseteruan kekuatan-kekuatan politik di Libanon tetap tajam, faksi-faksi politik terbagi antara pendukung “Aliansi 14 Maret”, yang menyokong kelompok oposisi bersenjata di sebelah perbatasan Suriah, dengan “Aliansi 8 Maret”, yang mencakup Syiah Hizbullah yang mendukung rezim Syiah Nushairiyah BAshar al-Assad di Suriah.
Sepertiga kekuatan politik lainnya, blok sentris, sementara itu, dipimpin oleh politisi Druze, Walid Jumblatt dan mantan Perdana Menteri Najib Mikati.
Di antara para anggota kabinet utama, ada Gebran Bassil, seorang Kristen dan sekutu dekat Presiden Michel Aoun, Bassil ditunjuk sebagai sebagai Menteri Luar Negeri. Sementara Ali Hassan Khalil, anggota partai Amal Syiah ditunjuk sebagai Menteri Keuangan.
Nouhad Machnouk, seorang Muslim Sunni dan anggota Gerakan Masa Depan Hariri, mempertahankan jabatannya sebagai Menteri Dalam Negeri.
Sementara, jabatan Menteri Pertahanan baru diduduki oleh Yacoub al-Sarraf yang juga merupakan sekutu politik Presiden Aoun.
Pos-pos kementerian lainnya seperti Menteri Energi dan Air diserahkan kepada Cesar Abou Khalil.[IZ]