SOLO,(Panjimas.com) – Sesungguhnya telah terjadi penghancuran Aleppo Suriah dan pembantaian warganya. Pengamat Suriah untuk HAM mengatakan lebih dari 50.000 orang telah mengungsi. Warga Aleppo Timur melaporkan bom Cluster dijatuhkan untuk memberhanguskan kota itu.
Menurut Duta Besar Perancis untuk PBB, Francois Delattre, Aleppo akan menjadi tempat pembantaian terbesar setelah Perang Dunia II. Untuk itu, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) telah melakukan demo didepan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta. Begitu juga HTI Soloraya yang menggelar di Bundaran Gladak, Solo, sabtu (17/12/2016).
Mujahid Wahyu, korlap Aksi dalam pernyataannya mengatakan bahwa HTI mengutuk keras tindakan Rezim Bashar Asad dan sekutunya, tanpa belas kasihan membantai rakyatnya sendiri di Aleppo.
“Kami juga mengecam para penguasa negeri muslim yang tidak bertindak terhadap krisi di Aleppo. Mereka diam menyaksikan orang-orang dibantai, anak-anak dirampok, wanita diperkosa. Mengapa Yordania, Arab Saudi, Turki dan termasuk Indonesia masih tetap diam” ucapnya dihadapan ratusan peserta aksi.
HTI berharap umat Islam di Indonesia memberikan upaya untuk menolong warga muslim Aleppo Suriah. Kejadian Aleppo membuktikan bahwa umat Islam menantikan kehadiran kembali Khilafah Rasyidah yang akan menyatukan umat Islam dengan persatuan yang hakiki. Persatuan yang akan membebaskan negeri muslim yang dikuasai penguasa dhalim.
“Khilafahlah yang akan menerapkan syariah secara kaffah, sehingga Islam rahmatan lil ‘alamin bisa terwujud secara nyata. Oleh karena itu, umat Islam harus terus berjuang bahu membahu bagi tegaknya kembali Khilafah itu” pungkasnya. [SY]