BAKU, (Panjimas.com) – Seorang Jenderal pasukan elit Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dilaporkan tewas dalam bentrokan baru-baru ini di Palmyra, Suriah.
Brigadir Jenderal Hassan Akbari tewas dalam bentrokan di kota Palmyra (Tadmur), Suriah, dilansir Fars News, hari Rabu (14/12)
Menurut laporan Fars itu, BrigJen Hassan Akbari di Palmyra bertugas memimpin Batalion khusus pasukan elit Iran.
Sebelumnya pada tanggal 13 Desember, media Iran melaporkan bahwa anggota IRGC lainnya, Ahmad Jalalinasab, tewas di kota yang sama [Palymra].
Sementara itu, tentara pro-Assad dan milisi-milisi sekutunya merebut kendali kota Aleppo, “Islamic State” (IS) juga dilaporkan telah merebut kembali kota kuno Palmyra di Suriah bagian tengah.
Lebih Dari 1.000 Tentara Iran Tewas di Suriah
Seperti diberitakan Panjimas sebelumnya, saat ini tercatat lebih dari 1.000 tentara Iran telah tewas di Suriah sejak Teheran mulai melakukan intervensi untuk menyokong rezim Syiah Nushairiyah Bashar al-Assad, lima tahun yang lalu, demikian pernyataan seorang pejabat Iran pada Selasa (22/11).
“Jumlah korban sejauh ini telah melebihi 1.000 jiwa,” kata Mohamed Ali Shahidi Mahallati, Direktur Yayasan Iran untuk Urusan para Martir dan Veteran, seperti dilansir Anadolu.
Yayasan pimpinan Mahallati itu bertugas menyediakan dukungan keuangan untuk keluarga para tentara dan milisi Iran yang tewas, seperti dikutip dari media Iran, Tasneem Press Agency.
Jumlah tentara Iran yang tewas di Suriah seperti disebutkan Mahallati mengalami pelonjakan tajam, dimana 4 bulan yang lalu para pejabat Iran menyebutkan angka kematian tentaranya berkisar pada 400 jiwa.
Rezim Syiah Iran adalah pendukung setia rezim Syiah Nushairiyah Bashar al-Assad, kedua sekutu Syiah ini telah berperang melawan kubu oposisi, kelompok-kelompok Mujahidin sejak konflik Suriah meletus pada 2011
Selama lima tahun terakhir, tentara Iran, bersama dengan kelompok Syiah Hizbullah Libanon, telah berjuang bersama menyokong pasukan rezim Assad di Suriah.
Sejak awal 2011, wilayah Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah lebih mencapai angka dari 470.000 jiwa. [IZ]