JAKARTA, (Panjimas.com) – Melihat realita yang terjadi di Indonesia, Forum Syuhada Indonesia bergerak untuk menyuarakan problematika terkini. Demi keselamatan ummat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Ketua Forum Syuhada Indonesia mengatakan bahwa pemerintah telah gagal mensejahterakan rakyat Indonesia.
“Ini menyangkut liberalisasi ekonomi dan membuka ruang sebesar-besarnya bagi asing untuk menjajah merah putih,” ujar Panglima Forum Syuhada Indonesia, Diko Nugraha di depan Masjid Al-Fataa YAKPPI, Menteng, Jakarta Pusat, Jum’at (16/12/2016).
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan di depan Masjid Al-Fataa YAKPII, Menteng Raya, Jakarta Pusat, Diko mengatakan, bobroknya penegakkan supremasi hukum di negeri Indonesia.
“Hukum hanya tajam seperti belati menusuk jantung rakyatnya sendiri, tapi tumpul kepada para pejabat, para konglomerat yang jelas-jelas menghisap dan menjerat masyarakat Indonesia khususnya mayoritas umat muslim,” katanya.
Selain itu, ia menuturkan, Forum Syuhada Indonesia juga menolak adanya tirani minoritas di negara Indonesia.
“Secara Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, NKRI dan Undang-Undang 45 seluruh umat Islam sebagai mayoritas 84% di Indonesia sedang mengalami tirani dari kekuatan minoritas dengan kekuatan modal dan kekuatan dukungan internasional. Ini adalah ancaman bagi kehidupan masa depan umat Islam dan rakyat Indonesia,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, menolak hadirnya Warga Negara Asing (WNA) serta pemberian izin hak kepemilikan lahan oleh WNA di Indonesia.
“Karena, pasca diamandemen UUD 1945 benteng-benteng konstitusi rakyat ini telah tercabik-cabik oleh kepentingan asing yang berakumulasi dengan kepentingan modal dan kepentingan aset bagi kaum asing,” tandasnya. [DP]