ALEPPO, (Panjimas.com) – Meskipun pernyataan Rusia pekan lalu bahwa rezim Assad akan menghentikan serangan di Aleppo timur agar dapat memungkinkan warga sipil untuk meninggalkan kota yang terkepung, namun milisi Syiah berafiliasi dengan rezim Iran menghalang-halangi warga sipil untuk keluar menyelamatkan diri dari Aleppo , demikian menurut sumber-sumber lokal.
“Milisi-milisi dari [Lebanon] Hizbullah dan milisi Al-Nujaba [Irak] mencegah warga sipil meninggalkan kota [Aleppo],” kata seorang sumber lokal yang berbicara dalam secara anonim.
Diperkirakan 100.000 penduduk Aleppo kini tetap dikepung oleh rezim Assad dan milisi-milisi sekutunya, ratusan ribu penduduk Aleppo Timur dikepung hanya dalam area seluas 8,6 kilometer persegi.
Sebagian besar dari mereka telah menghadapi situasi memburuknya pasokan makanan dan kekurangan air, terutama sejak awal bulan Desember, ketika rezim Assad menguasai Distrik Bab al-Nairab Aleppo. Untuk diketahui, Distrik Bab al-Nairab merupakan pusat tangki pasokan air utama di Aleppo.
Selama 27 hari terakhir, sebanyak 990 warga sipil telah tewas di Aleppo timur karena serangan-serangan oleh rezim Assad dan milisi-milisi sekutunya, kata sumber-sumber lokal di Aleppo.
“Pasukan rezim Assad dan para milisi sekutunya yang didukung Iran, tidak membiarkan warga sipil meninggalkan [Aleppo Timur],” kata Ahmed Hammami, seorang Komandan lapangan pasukan oposisi, dilansir oleh Anadolu.
“Milisi Syiah dari Iran dan Irak menyebabkan penderitaan yang signifikan pada para warga sipil,” tandasnya.
Hammami menegaskan, para pemuda yang menjelajah ke wilayah rezim, dipaksa untuk mengangkat senjata dan dikirim ke garis depan untuk melawan.
“Sekitar 80 persen dari operasi militer yang dilakukan [di dalam dan di sekitar Aleppo] sedang dilakukan oleh milisimilisi asing,” pungkasnya.
Elemen-elemen dari tentara Suriah sangat sedikit. Rezim mengandalkan milisi-milisi asing, dan Iran adalah penyokong utama.
Menurut Hammami, milisi Syiah mengarahkan warga sipil untuk mengosongkan zona tempur di Aleppo ke daerah-daerah di dekatnya. Ribuan keluarga baru-baru ini diarahkan menuju lingkungan Ansari, area [Aleppo] yang dikontrol milisi [asing].
“Kami takut pembantaian bisa dilakukan di lingkungan ini dan dalam kasus-kasus serupa,” kata Hammami.
Dikutip dari Anadolu, Ismail Abdullah, seorang penduduk Aleppo, mengatakan melalui internet bahwa penduduk kota [Aleppo] tidak dapat menemukan air untuk minum atau makanan untuk dimakan, sedangkan sumber daya listrik atau lainnya telah dihentikan operasinya, bulan yang lalu”.[IZ]