SOLO,(Panjimas.com) – Sekelompok pria menggunakan mobil dan motor menculik Sunarto (26), warga Tempel, Rt 5/7, Banyuanyar, Banjarsari, Solo, Rabu sore (14/12/2016). Sunarto usai sholat Ashar di masjid Baiturrohman, 50 meter dari kediaman mertuanya ditangkap dan dipaksa masuk mobil.
Nuri Suwangi, ibu mertua Sunarto menceritakan bahwa kejadian tersebut disaksikan jamaah masjid Baiturrohman setelah sholar Asar selesai. Ada satu mobil hitam dan beberapa motor yang datang dari arah utara menghampiri Sunarto yang berjalan pulang dari masjid. Penumpang mobil berpakaian hitam keluar, menangkap Sunarto dan memasukkannya ke mobil.
“Sekitar 10an orang ya ada, anak saya itu diangkap langsung dimasukkan mobil hitam. Ada saksi yang lain itu pak Sartono, anak saya perjalanan pulang dari masjid” kata bu Nuri.
Kemudian mereka langsung pergi diikuti orang-orang yang mengendarai motor. Ibu Nuri sampai saat ini tidak mengetahui siapa yang menculik menantunya itu.
“Yang naik sepeda motor banyak sekali, terus mobil jalan diikuti motor langsung pergi. Saya belum tahu dari siapa, pokoknya cara membawa anak saya gitu. Saya itu dari kejauhan itu tidak tahu yang ditangkap anak saya, tapi saya berusaha mendekati, tapi udah lari” ucapnya.
Ibu Nuri mengetahui yang dibawa adalah anak menantunya setelah diberit ahu tetangganya, Sartono yang menyaksikan langsung penculikan tersebut.
“Baru sampai ini, anak saya tidak pulang dari masjid, baru tahu yang dibawa anak saya. Memang sejak pagi ada mobil wira-wiri, kok mencurigakan gitu.” imbuhnya.
Rencana Ibu Nuri dan Istri Sunarto akan melaporkan penculikan tersebut ke Polres Solo bersama The Islamic and Action Center (ISAC). Dia berharap anak menantunya dalam kondisi baik.
Sementara itu, Toyani Ketua Rt 5/7 mengatakan dirinya mengetahui kejadian tersebut setelah didatangi jamaah masjid Baiturrohman dan intel dari Korem.
“Jamaah masjid itu datang ketempat saya, pak anaknya pak Jamal ditangkap, ya nanti tak koordinasi teman-teman dulu. Tadi juga datang intel Korem kerumah saya, nanti sama teman-teman ini kita cari tahu keberadaannya”
Toyani melihat sosok Sunarto adalah warga yang baik, aktifitasnya pun hanya berkutat seputar bekerja di sebuah sekolah Islam. Selain itu kesibukannya dirumah bercengkrama dengan anak-anaknya.
“Sunarto ya orang baik, wong dia kerja di sekolah itu pulangnya ya momong anak-anaknya itu. Paling ya kemasjid, ndak pernah kemana-mana” katanya.[SY]