NEW YORK, (Panjimas.com) – “Sekitar 2,2 juta anak-anak di Yaman saat ini sedang mengalami kekurangan gizi akut dan membutuhkan perawatan mendesak, demikian pernyataan UNICEF pada hari Senin (09/12), seperti dilansir MEMO.
UNICEF mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa setidaknya 462.000 anak-anak menderita Severe Acute Malnutrition (SAM) kekurangan gizi akut. Peningkatan drastis jumlah anak-anak di Yaman yang menderita SAM ini hampir 200 persen sejak 2014, sementara itu sisanya sekitar 1,7 juta anak-anak menderita Moderate Acute Malnutrition (MAM), kekurangan gizi tingkat sedang.
Menurut organisasi PBB itu, situasi gizi buruk yang dialami anak-anak di Gubernuran seperti Al-Hudaydah, Sa’ada, Taiz, Hajjah dan Lahej, adalah yang paling kritis.
Kelima Gubernuran ini memiliki total jumlah tertinggi dari semua kasus SAM (Severe Acute Malnutrition) di Yaman.
Perwakilan UNICEF di Yaman, Dr Meritxell Relano mengatakan, “Malnutrisi di Yaman adalah sangat tinggi dan terus meningkat. Bahkan keadaan kesehatan anak-anak di negara termiskin di Timur Tengah tidak pernah layaknya bencana seperti sekarang ini.”
“Kekerasan dan konflik secara signifikan dalam dekade terakhir telah memperburuk kesehatan dan gizi anak-anak Yaman. Penyakit seperti kolera dan campak telah menyebar dan, dengan hanya beberapa fasilitas kesehatan fungsional, wabah tersebut akan berdampak pada jumlah besar kematian pada anak-anak,” kata Dr. Relano.
“Kami menyerukan kepada semua pihak dalam konflik untuk memberikan akses tanpa hambatan ke anak-anak yang membutuhkan di seluruh negeri sehingga kami dapat memberikan pasokan gizi, merawat anak-anak yang kekurangan gizi dan mendukung pelayanan kesehatan Yaman,” tandas Dr. Meritxell Relano. [IZ]