BANDUNG,(Panjimas.com) – Berakhirnya Muktamar V Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) yang digelar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta timur membuktikan eksistensi kelompok Syiah mulai kuat.
Ustadz KH. Athian Ali, Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Indonesia, tidak bisa melarang terhadap pelaksanaan Muktamar tersebut. ANNAS tetap menuntut pada pemerintah akan keberadaan Syiah di Indonesia.
“Kita nggak bisa melarang, yang bisa pemerintah. Kita nggak akan berubah, tetap terus mengingatkan pada umat bahwa Syiah ini bukan hanya sesat tapi telah menghina agama Islam. Dan kita terus menuntut pada pemerintah untuk melarang keberadaan dia” katanya pada Panjimas, Selasa (13/12/2016).
Upaya ANNAS mendesak pemerintah terhadap ancaman Syiah di Indonesia terus dilakukan. Hanya saja, kata ustadz Athian pemerintah tidak segera merespon cepat. Ancaman keutuhan NKRI sangat diketahui pihak aparat, dan sudah terbukti diberbagai Negara.
“Yang kita sayangkan pemerintah ini nggak cepat tanggap, selalu menunggu sampai segala sesuatu itu susah dihadapi baru kemudian diatasi. Mereka (pemerintah) menyadari bahwa keberadaan ini adalah ancaman bagi NKRI, mereka sangat tahu dan jauh lebih tahu dari kita” jelasnya.
ANNAS berharap pemerintah bertindak cepat terhadap perkembangan kelompok Syiah. Namun aparat selalu bergerak lambat, menurut ustadz Athian dilatarbelakangi adanya politik Internasioanal. Pemerintah akan disalahkan jika ancaman itu belum konkrit.
“Kalaupun mereka tidak peduli dengan pelecehan terhadap agama, paling tidak mereka peduli terhadap keberadaan Syiah sebagai ancaman Indonesia. Masalahnya kita nggak tahu apa yang menjadi pertimbangan aparat ini kok lambat sekali” ucapnya. [SY]