SOLO,(Panjimas.com) – Keluarga Wawan Prasetyo yang ditangkap Densus 88 AT Ahad (11/12) mengadukan penangkapan kepada The Islamic and Action Center (ISAC). WR kakak kandung Wawan bersama SW kakak ipar Wawan bertemu Sekjen ISAC, Endro Sudarsono di masjid Baitussalam, Tipes, Serengan, Solo, Senin (12/12/2016).
WR mengadukan jika penangkapan adiknya layaknya penculikan. WR mengatakan bahwa penagkapan itu juga disaksikan Sakiman, ayah Wawan. Wawan ditangkap 4 orang yang turun dari mobil, lalu didorong masuk ke mobil tersebut.
“Waktu itu Wawan sedang memotong pohon mangga dengan Gorok (gergaji), bapaknya baru bersih-bersih disebelah Wawan. Trus datang 4 orang pegang wawan dan didorong masuk ke mobil. Lha bapaknya teriak-teriak, tolong anak saya diculik, anak saya diculik” kata WR.
WR menyayangkan tidak adanya surat penangkapan yang diterima pihak keluarga. Dirinya berharap ISAC bisa membantu mencari keberadaan Wawan saat ini. Sedang SW meminta pihak Kepolisian memperlakukan adik iparnya dengan baik, tidak ada pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
“Intinya Keluarga meminta tidak ada penganiyayaan ataupun penyiksaan dan kalau bisa ya segera pulang” ucap SW pada Panjimas.
Sementara itu, Endro berharap Densus 88 bekerja sesuai Prosedur, setiap kali penangkapan Densus 88 sering tidak memberikan Surat Penangkapan. Kata dia, Surat tersebut memberikan jaminan pihak keluarga bahwa yang menangkap benar-benar pihak Densus 88.
“Berdasarkan informasi dari keluarga mas Wawan Prasetyo, kita berharap densus 88 berbuat profesional dan sesuai prosedur, untuk memberikan informasi Surat Penangkapan pada keluarganya. Supaya keluarganya nyaman bahwa yang menangkap itu betul-betul Densus 88” katanya.
Lebih lanjut, Endro meminta jaminan perlakuan yang baik terhadap Wawan Prasetyo. Jangan sampai bernasib seperti Siyono yang ditangkap Densus 88 dalam kondisi sehat namun pulang sudah tak bernyawa.
“Kita juga berharap kasus ini murni tanpa ada kriminalisasi atau terorisasi terhadap aktifis muslim mengingat kasus ini banyak kejanggalan, baik pada tanda tangan, KTP, Surat Wasiat yang ada pada Dian. Kemudian tentang bomnya sendiri, kemudian target Istana Merdeka” jelasnya.
Endro menambahkan bahwa saat ini Negara sedang fokus terhadap kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok. Untuk itu kasus terorisme jangan menjadi pengalihan isu terhadap kasus yang sedang dikawal umat Islam seluruh Indonesia.
“Ini jangan sampai ada kepentingan politik, penegakkan hukum murni pada kasus hukum, kalau ini sebagai rekayasa, kita khawatirkan bisa menjadi bumerang pada Kapolri” imbuhnya. [SY]