MADURA, (Panjimas.com) – Aliansi Ulama Madura (AUMA) menghimbau kepada para pengasuh Pondok Pesantren, khususnya di Madura, untuk menolak segala bentuk bantuan dari Yayasan Peduli Pesantren (YPP) milik CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo.
Peryataan itu disampaikan Ketua Umum KH. Ali Karrar Shinhaji dan Sekjen KH Fadholi Moh Ruham (AUMA) melalui siaran persanya, Jumat (9/12/2016). AUMA mengatakan, Hary Tanoesoedibjo yang juga Ketua Umum Perindo tersebut bukan orang muslim.
“Maka kami Aliansi Ulama Madura menghimbau dan mengajak para pengasuh Pondok Pesantren khususnya di Madura agar menolak dengan tegas dan keras bantuan-bantuan dalam bentuk apapun dari YPP bentukan Hary Tanoesoedibjo yang belum memeluk agama Islam,” katanya.
Selain itu, AUMA juga menghimbau umat Islam, terutama para ulama yang menjadi pengurus YPP tersebut mengundurkan diri dan keluar dari Yayasan tersebut demi “izzul Islam wal Muslimin.
Seperti diketahui, CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo telah mendirikan Yayasan Peduli Pesantren (YPP) dan secara resmi diluncurkan di Gedung MNC Financial Center, Food Court lantai 5, Jl. Kebon Sirih No. 21-27, Jakarta Pusat, Ahad, 4 Desember 2016 lalu.
Sejumlah ulama dilibatkan menjadi pengurus YPP tersebut. Mereka diantaranya adalah KH Salahudin Wahid sebagai ketua dewan pengawas, KH Said Aqil Siroj sebagai Ketua dewan pembina dan Prof Mahfud MD, Habib Achmad Djindan, Hajriyanto Y Thohari, Ahmad Rofiq sebagai anggota Dewan Pembina YPP
Saat diluncurkan, Hary Tanoe menjelaskan, yayasan yang didirikannya itu sebagai upaya untuk mendukung serta membantu seluruh pembangunan sarana dan prasarana pesantren yang ada di Indonesia. Sebagai langkah awal, Hary Tanoe dan mitra MNC menyuntikkan dana sebesar Rp 2 miliar. [RN/publiknews]