YOGYAKARTA,(Panjimas.com) – “Menjadi Universitas Kristen Unggul dan Terpercaya Yang Melahirkan Generasi Profesional Mandiri bagi Dunia Pluralistik Berdasarkan Kasih”. Begitulah visi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta.
Namun sayangnya saat menyelenggarkan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) 2017/2018, mereka menampilan iklan dengan materi muslimah berjilbab, hal ini mengusik ketenangan umat Islam Yogyakarta. Hingga beberapa orang dari Angkatan Muda Forum Ukhuwah Islamiyah (AMFUI) Yogyakarta menegur UKDW untuk mengambil solusi cepat.
Menurut AMFUI, solusi yang baik dengan menurunkan baliho yang tersebar di wilayah Yogyakarta termasuk didepan kampus UKDW. Kesepakatan dengan kerelaan diterima UKDW tanpa adanya ancaman.
Sementara itu, Syaiful Bahri, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) umat Islam Yogyakarta menilai iklan yang menampilkan muslimah berjilbab sudah mengarah pada informasi menyesatkan.
“Mengenai permasalahan iklan muslimah berjilbab, UKDW bisa mengarah kepada informasi menyesatkan” katanya pada Panjimas, Kamis (8/12/2016).
Syaiful Bahri mengatakan upaya yang dilakukan umat Islam untuk meminta baliho dilepas merupakan upaya win-win solution. Toleransi yang benar ketida tidak menyinggung umat beragama lainnya. Karena jilbab kata Syaiful sebagai simbol Islam, maka tidak pas jika dicampur dengan instansi Kristen.
“Yang kita lakukan adalah meminta klarifikasi untuk tidak memajang iklan dengan modus untuk merekrut mahasiswa muslim muslimah, karena hal tersebut berdasarkan hukum islam tidak diperbolehkan. Itu yang menjadi acuan hukum kita yakni syariat Islam” ujarnya.
Senada dengan Syiful Bahri, Tito Hadi Priyatna, advokat Muallaf Center Yogyakarta menilai UKDW tidak percaya diri untuk menampilkan ideologi Kristen mereka.
“Positif thinking saya, mereka tidak cukup percaya diri untuk menampilkan apa adanya mereka, tanpa harus menampilkan simbol agama lain. Negative thinking saya, mereka mencoba menarik simpati umat Islam dengan cara menjilbabi seorang perempuan seakan-akan dia adalah muslimah” ujar Tito. [SY]