RABAT, (Panjimas.com) – Pemerintah Maroko telah menangkap seorang tersangka yang diduga berperan sebagai perantara Komandan Islamic State (IS) dengan sel-sel jaringan IS lainnya yang dibekuk oleh otoritas Perancis bulan lalu, demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Maroko, pada Sabtu (03/12), dilansir Reuters.
Prancis mengatakan pada akhir bulan lalu bahwa pihaknya berhasil menggagalkan potensi serangan-serangan setelah menahan 7 orang, termasuk beberapa yang disebut-sebut merupakan anggota Islamic State (IS) di Suriah.
“Untuk misinya itu (tersangka) bertemu dengan utusan Islamic State (IS) di perbatasan Turki-Suriah dan Ia menerima instruksi … untuk menyampaikan kepada sel-sel jaringan IS yang telah ditangkap di tanah Perancis,” kata Kemdagri Maroko dalam sebuah pernyataan.
Tersangka tersebut diatas seharusnya melakukan perjalanan ke Prancis melalui Jerman dengan menggunakan paspor palsu, imbuh jubir Kementerian itu.
Pemerintah Maroko tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang tersangka itu akan tetapi seorang sumber keamanan berbicara kepada Reuters bahwa tersangka yang ditangkap itu adalah seorang warga nasional Maroko yang tinggal di Spanyol.
“Ketika dirinya melihat bahwa kelompok itu ditangkap di Perancis, dia datang ke Maroko dari Turki dan kemudian ditangkap di Bandara saat pesawat mendarat,” kata sumber keamanan, yang menolak disebutkan namanya.
Prancis menahan 7 orang, yang merupakan warga Perancis, Maroko dan Afghanistan dan mereka berusia antara 29-37 tahun,
Para tersangka segera diamankan setelah operasi yang berlangsung selama delapan bulan itu, berakhir dengan strategi dimana Badan Intelijen internal Prancis “DGSI” melancarkan jebakan pada sel-sel IS.
Penangkapan di Perancis terjadi setahun setelah status keadaan darurat diberlakukan untuk melawan gelombang serangan-serangan IS, ini terjadi pada saat yang sensitif secara politik, menjelang pemilihan presiden musim semi berikutnya di mana isu keamanan akan menjadi tema utama.
Marocco Central Bureau Judisial Investigation (BCIJ), Badan Pusat Penyelidikan Hukum Maroko, Bagian Peradilan dari Dinas Intelijen Dalam Negeri Maroko, beberapa waktu ini sering mengumumkan bahwa pihaknya telah membongkar sel-sel jaringan IS yang dituding sedang merencanakan serangan di dalam mauppun di luar wilayah Kerajaan Maroko.
Ratusan pejuang IS dari Eropa dan negara-negara Maghribi seperti Tunisia dan Aljazair telah bergabung dalam pasukan IS di Suriah. Beberapa diantaranya mengancam untuk kembali ke kampung halaman dengan tujuan menciptakan sayap-sayap jihad baru di negara-negara asal mereka, menurut para ahli keamanan.
Pemerintah Maroko menyatakan sekitar 1.500 warga negara Maroko kini berjuang dengan faksi-faksi Islam di Suriah dan Irak.
Sekitar 200 orang telah dipenjarakan, setelah kembali ke Maroko. Sementara itu, sekitar 500 warga Maroko yang bergabung dalam faksi Islam di Suriah dan Irak dilaporkan gugur dalam pertempuran. [IZ]