Masya Allah!!! Sungguh berat beban hidup Yuliana Mayasari (36). Di tengah himpitan ekonomi yang dahsyat, sang suami di-phk karena menderita gangguan jiwa. Berprofesi sebagai buruh cuci pakaian bergaji satu juta perbulan, ia tertatih-tatih menjadi tulang punggung keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membayar biaya pesantren/sekolah keempat anaknya, membayar kontrakan rumah, dan membiayai pengobatan rutin sang suami.
TANGERANG, Infaq Dakwah Center (IDC) – Demi masa depan keluarga dan keempat anaknya, Yuliana Mayasari harus banting tulang mencari nafkah. Wanita berusia 36 tahun ini bekerja sebagai buruh cuci pakaian demi memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan empat buah hatinya: Sarah Karmila (14), Raka Fernanda (13), Alifia Ramadhani (11) dan Muhammad Faqih Nurrahman (5).
Yuliana terpaksa menjadi tulang punggung keluarga karena sang suami, Rudi (41) sudah tidak bisa mencari nafkah. Ia di-phk dari pegawai honorer di kantor pemerintah, karena mengidap gangguan kejiwaan (depresi).
Beban Yuliana kini bertambah berat. Karena selain mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan membiayai anak-anak di pesantren, ia harus mengupayakan pengobatan sang suami.
Kondisi suami yang sakit jiwa, sama sekali tak menyurutkan kesetiaannya sebagai seorang istri. Dengan sepenuh cinta dan sabar, ia mengupayakan pengobatan sang suami dan tidak telat minum obat secara rutin setiap hari.
Karena bila telat, sakit jiwa sang suami kambuh dengan perilaku yang mengkhawatirkan, antara lain: mengamuk di rumah dan berjalan kaki keluar rumah tanpa tujuan. Beberapa kali sang suami hilang karena kabur jalan kaki sampai Bogor, Sukabumi dan Jakarta. Uniknya, pernah ia kabur tanpa tujuan hingga tersasar ke rumah Prof DR Quraish Shihab. Bayangkan betapa susahnya perjuangan mencari suami yang kabur ke tempat yang sangat jauh. Masya Allah!!!
Tapi bila sedang normal dan tidak kambuh, Rudi menjadi sangat religius. Ia sangat rajin menunaikan ibadah, shalat wajib lima waktu, shalat sunnah dan tahajud di malam hari.
BURUH CUCI DAN SETRIKA PAKAIAN
Untuk menekan biaya hidup, Yuliana mengontrak rumah minimalis di Cibodas Kelapa Dua Tangerang, dengan biaya 500.000 rupiah perbulan. Di rumah sempit berukuran 3×6 meter ini, Yuliana tinggal bersama suami dan kedua anak bungsunya, Alifia dan Faqih.
Sarah dan Fernanda tidak tinggal di rumah karena sedang menuntut ilmu di pondok pesantren kawasan Mauk, Tangerang Banten.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, biaya kontrak rumah, biaya sekolah keempat anak, dan biaya pengobatan suami, Yuliana bekerja sebagai buruh cuci pakaian dan menjual makanan ringan makroni ke warung-warung. Dari kerja kerasnya ini, ia mendapat upah bersih sekitar satu juta rupiah perbulan.
Dengan pendapatan sekecil itu, jangankan untuk membayar biaya sekolah dan pesantren anak-anaknya. Sekedar untuk bayar kontrakan dan makan sehari-hari saja masih jauh dari cukup. Belum lagi untuk biaya pengobatan sang suami. Karena pengobatan sakit jiwa sang suami tidak boleh telat. Bila telat maka bisa mengamuk atau kabur dari rumah.
Akibat minimnya penghasilan, tagihan biaya sekolah dan pesantren anak-anaknya makin menggunung. Jumlah hutang ke warung sembako pun makin membludak.
Yuliana tak tahu kapan bisa melunasi semua tagihan itu, kalau hanya mengandalkan ikhtiar dari penghasilan buruh cuci pakaian.
“Selama ini pendapatan saya dapat dari upah cuci gosok dengan upah sebesar satu juta perbulan. Anak-anak pun harus merasakan kekurangan dalam makanan karena hutang di warung sudah numpuk. Saya malu untuk menambah catatan hutang lagi di warung,” ujarnya kepada Relawan IDC, Senin (6/12/2016).
TAGIHAN PESANTREN MENUNGGAK 11 JUTA RUPIAH
Betapapun sulit dan beratnya beban hidup yang harus dipikulnya, Yuliana tetap sabar dan tawakkal kepada Allah. Pendidikan anak-anaknya menjadi prioritas perjuangan dalam hidupnya karena itu adalah masa depan untuk perjuangan Islam generasi mendatang.
“Walaupun penghasilan jauh dari kata cukup untuk menutupi kebutuhan hidup saya, namun saya tetap berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memenuhi kebutuhan anak-anak saya,” tekadnya.
Setelah melakukan kunjungan langsung ke rumah dan pesantren, Relawan IDC sangat prihatin dengan kondisi keluarga Yuliana. Tapi di balik segala kesedihan mengasuh suami yang sakit jiwa dan kesulitan ekonomi yang hebat, Allah Ta’ala masih memberikan penghiburan yang dahsyat dan tak ternilai harganya kepada Yuliana. Semua anaknya pandai, shalih dan berprestasi.
Raka Fernanda meraih juara satu di pesantren, Sarah pun menduduki rangking lima besar di pesantren yang sama. Mereka sangat mengerti keadaan dan musibah orang tuanya sehingga tidak banyak menuntut macam-macam. Tak mau kalah, Alifia mengikuti jejak kakak-kakanya. Di sekolah Tahfiz Al-Qur’an kelas 6 SD, ia berprestasi dan sedang menghafal juz 29.
Tak heran bila kita berkunjung ke rumahnya, meski rumah minimalis dan sangat sederhana, namun terpajang banyak piala juara yang diraih anak-anaknya, antara lain: Juara Satu lomba Khotmul Qur’an, Juara Satu lomba Tahfidzul Qur’an juz 30, juara satu di pesantren, dan sebagainya.
Kesabaran, ketegaran, tekad dan semangat Yuliana untuk memikul seluruh beban keluarga tak perlu diragukan lagi. Tapi semuanya tak sebanding dengan kemampuan dan beban hidupnya yang setiap hari membuahkan tambahan catatan tagihan.
Sampai berita ini ditulis, biaya SPP kedua anaknya di pesantren sudah menunggak sebelas bulan. Dengan biaya SPP sebesar 500.000 perbulan, maka total tagihan Sarah Karmila dan Raka Fernanda adalah sebesar Rp 11.000.000 (sebelas juta rupiah).
Yulia banyak berterima kasih kepada pihak pesantren yang telah berbaik hati. Karena kedua anaknya masih bisa mengikuti pendidikan di pondok tanpa gangguan apapun, meski biaya SPP sudah menunggak hampir satu tahun.
Sambil terus berusaha, bekerja dan berdoa sepenuh tawakkal kepada Allah Ta’ala, Yuliana memanjangkan ikhtiar melalui IDC, semoga para donatur terketuk hatinya untuk turut berbagi meringankan beban hidupnya.
“Mohon bantuannya ya Pak, agar anak-anak saya bisa terus mengenyam pendidikan Islam hingga tuntas. mudah-mudahan melalui IDC anak-anak saya bisa mendapat bantuan. Saya hanya bisa pasrah saja, semua saya kembalikan kepada Allah,” pungkasnya.
INFAQ CERDAS UNTUK BEASISWA DHUAFA BERPRESTASI
Kepedulian kita adalah senyum dan masa depan anak-anak dhuafa berprestasi itu. Di dalam harta yang kita miliki terdapat hak orang lain, maka wajib hukumnya bagi umat Islam untuk mengeluarkan zakat dan infaq untuk mereka.
Bagi kaum Muslimin yang terpanggil untuk membantu biaya pesantren anak-anak berprestasi Bu Yuliana Mayasari, bisa menyalurkan dalam program INFAQ CERDAS IDC. Dengan membantu program Infaq Cerdas ini, para donatur yang budiman telah melakukan banyak amal shalih, di antaranya:
1. Melahirkan generasi mujahid dakwah untuk masa depan Islam.
2. Memutus mata rantai kemiskinan dan keterbelakangan umat menuju izzul Islam wal Muslimin.
3. Dari setiap amal shalih dan dakwah anak-anak ini kelak, insya Allah pahala dan berkahnya mengalir kepada para donatur yang telah berinfak membantunya.
Semoga dengan membantu meringankan beban Bu Yuliana Mayasari sekeluarga, Allah menjadikan kita sebagai pribadi beruntung yang berhak mendapat kemudahan dan pertolongan Allah Ta’ala.
مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).
REKENING PROGRAM INFAQ CERDAS IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 2.000 (dua ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.002.000,- Rp 502.000,- Rp 202.000,- Rp 102.000,- 52.000,- dan seterusnya.
- Bila biaya program ini sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan dalam program IDC lainnya.
- Info: 08122.700020, 08567.700020; PIN BBM: IDCPUSAT; BBM CHANNEL: C00354681.