SUKOHARJO,(Panjimas.com) – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) selalu ikut serta Aksi Bela Islam beberapa kali. Namun Keterlibatan HMI pasca ricuh (4/11), menjadi omongan orang bahkan terakhir keterlibatannya ikut Parade Kita Indonesia (PKI), Ahad (4/12).
Menurut Dr.Endang Sutisna, Sekretaris Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Soloraya mengakui bahwa ada yang berusaha memanfaatkan HMI. Dia masih ragu terkait fakta dilapangan pelaku yang menyudutkan HMI adalah anggotanya.
“Kita harus waspada, karena atribut HMI selalu dipakai. Tidak menutup kemungkinan bisa dimanfaatkan orang lain, kalau dilihat fisiknya bukan kader HMI” kata Endang pada Panjimas usai pertemuan bulanan KAHMI Soloraya di rumah Dr Harun Al Rasyid, jl Solo-Sukoharjo Km 10, ahad (4/12/2016).
Endang meminta kasus yang melibatkan HMI yang mencoreng Aksi Bela Islam II dan adanya atribut HMI di Parade kemarin, minta diusut tuntas.
“Mudah-mudahan ditelusuri secara faktual, bila itu dimanfaatkan, dilaporkan saja ke Polisi” katanya.
HMI atau KAHMI sudah ternama, pemalsuan simbolis organisasi tersebut sangat mungkin dicatut maupun dipalsukan. Endang meminta HMI untuk menyaring kader -kader baru sesuai Kithahnya, agar dikemudian hari tidak kecolongan.
“Pertama buat HMI luruskan barisan, karena tantangan nyata semakin manifes dan kedua, kembali ke kithah, dalam arti NDP, garis-garis organisasi, dan jangan sampai menyalahi rel” pesannya.
Endang meyakini adanya oknum yang dimanfaatkan orang luar untuk merusak citra HMI. “Ya kemungkinan, selalu ada. Artinya dia memanfaatkan orang dalam, setiap perjuangan itu selalu ada begitu” ujarnya.
Sementara atribut HMI yang digunakan pada Parade Kita Indonesia (PKI), Endang mengatakan sudah ada pernyataan resmi PB HMI dan HMI tetap mengawal kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok.
“Itu sudah ada pernyataan resmi dari PB HMI, dan itu diluar tanggungjawab HMI. HMI menyatakan tetap mengawal garis perjuangan GNPF MUI” pungkasnya. [SY]