KAIRO, (Panjimas.com) – 3 pejabat pemerintah Mesir membantah bahwa ada upaya untuk mencapai kesepakatan rekonsiliasi antara pemerintah dengan Ikhwanul Muslimin [IM], dilansir MEMO.
Pejabat Kairo menekankan bahwa tawaran rekonsiliasi mirip dengan yang dibuat antara mantan presiden Anwar Sadat dan Hosni Mubarak tidaklah mungkin dilakukan, dilansir Surat Kabar “Al-Shorouk” Selasa pekan ini.
Para pejabat tinggi Kairo, termasuk 2 Menteri Kabinet, telah membantah laporan yang diterbitkan oleh surat kabar “Al-Shorouk” pada tanggal 22 November tentang prosedur rekonsiliasi rezim As-Sisi dengan Ikhwanul Muslimin [IM] di bawah mediasi Arab Saudi.
Surat Kabar Mesir itu pun melaporkan bahwa salah satu pejabat Kairo mengatakan bahwa rekonsiliasi dengan Ikhwanul Muslimin adalah suatu hal yang “mustahil”, dan menekankan bahwa “pemerintah tidak pernah memikirkan masalah ini, karena kelompok ini [IM] masih mempraktikkan terorisme”.
Pejabat tinggi Kairo lainnya di sela-sela konferensi teknologi mengatakan: “Tidak ada pejabat di dunia yang membenci rekonsiliasi, stabilitas dan ketenangan, tapi pertanyaan alaminya adalah: Apakah rekonsiliasi itu, bagaimana, dengan siapa, apa harganya dan apa yang kondisi-kondisinya? ”
“Ikhwanul Muslimin belum mengambil keputusan akhir, belum. Ini masih dalam mimpi tentang mengapai kekuasaan melalui kekerasan dan terorisme. Sehingga, IM tidak siap untuk rekonsiliasi.”, pungkasnya
“Kami menyangkal laporan-laporan yang menyebutkan bahwa Ikhwanul Muslimin telah sepakat untuk terlibat dalam rekonsiliasi dengan rezim pelaku kudeta militer [As-Sisi] di Mesir di bawah sponsor regional,” demikian pernyataan resmi Ikhwanul Muslimin.
Ikhawnul Muslimin menekankan bahwa pihaknya tidak pernah diminta oleh siapapun untuk melakukan rekonsiliasi antara kelompoknya dan “rezim militer”. [IZ]