JAKARTA, (Panjimas.com) – Beberapa bulan terakhir, penyiksaan tentara Myanmar kembali meningkat ke etnis Rohingya yang mayoritas beragama Islam. Sebelumnya tahun 2015 pengungsi Rohingya secara besar-besaran melakukan perjalanan laut mencari perlindungan ke Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, pakar hukum pengungsi, Enny Soerapto menyatakan tidak ada data yang menjelaskan tentang asal mula mengapa etnis Rohingya disiksa oleh pemerintah dan tentara Myanmar.
“Sampai saat ini tidak ada data yang menjelaskan tentang masalah yang sebenarnya terjadi di Rohingya,” katanya saat diskusi ‘Hidup yang Terabaikan Pengungsi Rohingya di Indonesia’ di Hotel Gren Alia Prapatan, Jakarta, Senin (05/12).
Enny menilai publikasi mengenai nasib rakyat Rohingya yang tertindas juga kurang.
“Masih belum ada upaya memotret kondisi dengan perspektif hak-hak sebagai pengungsi,” ujarnya.
Konflik kemanusiaan yang terjadi di Rohingya karena pemerintah Myanmar tidak mengakui keberadaan etnis Rohingya yang beragama minoritas. [TM]