JAKARTA, (Panjimas.com) – Sejumlah sahabat dan rekan kami, seperti Rahmawati Soekarnoputeri, Ratna Sarumpaet, Ahmad Dhani, Sri Bintang Pamungkas, Aditywarman, Kivlan Zein, dan beberapa aktivis lainnya, di pagi hari sebelum Aksi Bela Islam 3 digelar , mereka semua ditahan polisi dengan dugaan makar.
Setahu saya, mereka semua orang baik. Sepanjang diskusi dengan saya, mereka punya semangat nasionalisme yang tinggi. Saya tidak pernah mencium aroma makar.” Ujar Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab dilaman pribadinya yang diunggah, Sabtu, (3/12).
Mereka hanya punya pandangan tentang perlunya kembali kepada UUD 1945 yang asli dan pentingnya menolak Komunisme dan Kapitalisme. Dan mereka sangat Anti dengan Imperialisme modern.
“Saya pikir itu bukan makar, itu pandangan yang harus dihormati dan dihargai, walau pun mungkin pemerintah tidak setuju. Tinggal diarahkan saja agar disalurkan lewat koridor konstitusional.” Tegasnya.
Saya sendiri setuju NKRI kembali kepada UUD 1945 yang dijiwai Piagam Jakarta sesuai Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Ada pun tuntutan reformasi perubahan cukup jadikan adendum yang melekat dengan UUD 1945.
Dengan demikian, kita bisa menghargai Konsensus Nasional yang pernah disepakati para Founding Father Bangsa Indonesia pada tanggal 22 Juni 1945 menjelang Kemerdekaan Indonesia.
Diakhir pernyataannya, Habib Riziq berpesan, saya berharap semoga Polri bersikap arif dan bijak, sehingga bisa melepaskan mereka secepatnya. Ayo, kita bersatu membangun Dialog Antar Anak Bangsa untuk Indonesia Damai dan Bermartabat. [RN]