BUDAPEST, (Panjimas.com) – Organisasi Muslim terbesar Hungaria hari Senin lalu (28/11) mengecam keras langkah-langkah “xenophobia” Walikota ultra-nasionalis Asotthalom yang melarang pembangunan Masjid dan atribut Muslimah (Jilbab, Niqab, Burqa) demi melestarikan nilai-nilai Kristen tradisional dan mencegah arus imigrasi, demikian menurut laporan media-media Hongaria, dilansir IINA.
Asotthalom, merupakan wilayah yang terletak di dekat perbatasan Serbia, pada Ahad (27/11) lalu, Walikotanya Laszlo Toroczkai melarang pembangunan Masjid, panggilan Adzan saat masuk waktu shalat dan atribut Muslimah, seperti jilbab, burka, niqab dan burkini.
Hungarian Islamic Community (MIK) dalam sebuah pernyataan, “mengaku sangat terkejut dengan meningkatnya xenophobia dan Islamophobia yang serius di Hungaria, dan kini telah mencapai puncaknya dengan kebijakan Walikota Asotthalom.”
“Langkah-langkah tersebut diambil untuk melindungi masyarakat dan tradisinya dari massa luar yang ingin bermukim,” kata Walikota Laszlo Toroczkai.
Laszlo Toroczkai juga menjabat sebagai Wakil Presiden Partai ektrim sayap kanan Hongaria “Jobbik Party”.
Laszlo Toroczkai, Walikota Asotthalom bagian Selatan, mengunggah di akun Facebook miliknya tentang proposal pelarangan Masjid, jilbab, niqab dan burqa itu, yang kemudian diadopsi oleh Dewan Asotthalom, Rabu pekan lalu.
Toroczkai menulis, “Daripada mencari kambing hitam, Saya [Laszlo Toroczkai] lebih menawarkan solusi-solusi instan yang berbeda atas rencana pemukiman Brussels.”
Laszlo Toroczkai menambahkan bahwa aturan hukum diperlukan untuk “membela masyarakat dan tradisi kami”, Ia pun mengatakan bahwa “tidak ada hal lain yang perlu dilakukan, tetapi semua pemerintah daerah lainnya di Hongaria harus beradaptasi dengan paket regulasi pencegahan kami, dan kami telah membela rumah kami.”
Walikota Asotthalom Selatan itu berasal dari Partai Jobbik, yang mengklaim Partainya berupaya melindungi “nilai-nilai dan kepentingan Hungaria,” akan tetapi Partai Jobbik di masa lalu dituding sangat berpaham rasis dan anti-Semitisme.
Toroczkai menjadi terkenal pada tahun 2015, ketika Ia memfilmkan film aksinya yang bergaya di pagar perbatasan Serbia yang memperingatkan para imigran tidak masuk ke Hongaria. Asotthalom dilaporkan memiliki sejumlah kecil pengungsi.
MIK Ajukan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi
“Kami telah meminta secara tertulis kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa Keputusan ini,” demikian pernyataan MIK.
“Meskipun kami adalah minoritas agama, hak-hak konstitusional kami harus dilindungi karena kami adalah warga negara Hungaria, sama seperti mayoritas non-Muslim. Kami tidak bisa “pulang” kemanapun, karena [Hongaria] ini adalah tanah air kami.”
Sebuah surat resmi telah dikirim MIK kepada Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, permintaan bantuan MIK pada PM Orban hingga kini belum dijawab, kata MIK.
PM Viktor Orban sebagaimana diketahui, merupakan seorang politisi anti kebijakan imigrasi, Viktor Orban menentang keras kebijakan “pintu terbuka” Kanselir Jerman Angela Merkel.
Hungarian Islamic Community (MIK), berdiri pada tahun 1990, MIK adalah organisasi Muslim tertua di Hungaria dan diperkirakan memiliki 40.000 anggota.
Tumbuhnya Islam, Ancam Misi Gereja
Kebijakan-kebijakan anti-Muslim Laszlo Toroczkai itu dilakukan karena dengan dibukanya akses kebebasan bagi Muslim Hongaria, seperti pembangunan Masjid, dinilai dapat mengganggu misi Gereja Katolik Hongaria.
Agama Kristen merupakan agama mayoritas di Hongaria dengan angka mencapai 90%. menurut Misi.co, denominasi Protestan mencapai angka 23,73 %, sementara Katolik dengan 59, 56 %, sisanya merupakan ortodoks, sekte marginal yang berkisar 1 %.
Menurut magyaridok.hu, Badan Intelijen Hungaria beberapa tahun lalu menyatakan bahwa Islam berkempang pesat di Hongaria dalam beberapa tahun terakhir, dan menurut Intelijen Hongaria hal itu dapat menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional, dilansir Daily News Hongaria.
Data sensus terbaru di Hungaria memperkuat analisis Badan Intelijen Hongaria itu juga. Menurut Kantor Pusat Statistik Hungaria (KSH), 5579 penduduk mengaku beragama Islam 4 tahun lalu pada tahun 2011. Dari jumlah tersebut, 3.567 berkelamin laki-laki dan 2.012 perempuan.
Sepuluh tahun sebelumnya, hanya 3201 orang menyatakan diri sebagai Muslim. Dari jumlah itu, 2.222 laki-laki dan hanya ada 979 perempuan, jumlah ini meningkat 2 kali lipat sebanyak sepuluh tahun kemudian.
Hal Ini juga berarti jumlah Muslim Hungaria meningkat hampir dua kali lipat dalam 10 tahun, sementara Gereja-Gereja Kristen memiliki pengikut lebih sedikit.
Jumlah umat Katolik terdiri 54% dari total penduduk Hungaria di sensus tahun 2001, jumlah mereka melebihi 5,5 juta. Namun, data 2011 menunjukkan penurunan yang signifikan, karena saat ini, hanya 39% dari populasi yakni sebanyak 3,8 juta orang mengidentifikasi diri mereka sebagai Katolik.
Sementara itu, Setengah juta penduduk menyatakan diri sebagai Kristen Calvinis setelah 10 tahun jumlah ini menurun, selain itu jumlah penganut Kristen Lutheran juga turun, dari sebelumnya berjumlah 314.000 menurun drastis menjadi hanya 215.000 jiwa.
Jumlah mereka yang menyatakan diri sebagai penganut Yahudi juga berkurang pada tahun 2011, jumlah ini hanya 3 ribu pemeluk Yahudi, demikian menurut magyaridok.hu. Selain itu, proporsi penganut Islam tumbuh paling pesat di antara gereja-gereja Kristen.
Ada beberapa pengakuan di mana para penganut menjadi beberapa ribu lebih, namun angka-angka ini jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Islam. Angka ini memiliki makna yang lebih besar dalam kenyataan bahwa sementara pada tahun 2001, 1,1 juta orang dari 10.198.000 penduduk Hungaria tidak ingin menjawab pertanyaan tentang agama mereka, pada tahun 2011, jumlah ini meningkat menjadi 2,7 juta dari 9.937.000 penduduk tidak menjawab apa Agama mereka.[IZ]