BERLIN, (Panjima.com) – Seorang warga Jerman yang bekerja di Badan Intelijen Jerman baru-baru ini ditangkap atas tuduhan bahwa Ia membuat deklarasi Islam di internet serta telah membocorkan materi lembaga internal, demikian pernyataan Badan Intelijen Jerman Bundesverfassungsschutz, pada Selasa (29/11), seperti dilansir Reuters.
Juru bicara Bundesverfassungsschutz (BfV) menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang posisi karyawannya itu di lembaga Intelijen Jerman itu, dan menolak menjawan pertanyaan tentang kapan Ia bergabung di BfV.
Jubir Bundesverfassungsschutz (BfV) juga menolak mengomentari laporan Surat Kabar “Welt Die” bahwa pegawai BfV berusia 51 tahun itu dilaporkan telah merencanakan aksi serangan bom di kantor pusat BfV di Cologne.
“Tidak ada bukti sampai saat ini, bahwa ada bahaya nyata untuk keamanan BfV atau para karyawannya.”, jelas jubir BfV.
“Pria itu dituduh membuat pernyataan Islam di Internet menggunakan nama palsu dan mengungkapkan materi lembaga internal di ruang obrolan internet,” imbuhnya.
Pria (51 tahun) yang dituduh sebagai mata-mata itu, diduga juga telah membocorkan data sensitif tentang BfV yang bisa membahayakan kerja-kerja Badan Intelijen Domestik Jerman itu, terang juru bicara Bundesverfassungsschutz, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Media Jerman, Der Spiegel melaporkan di situsnya bahwa Bundesverfassungsschutz BfV, pertama kali menyadari aktifitas pegawainya (51 tahun) itu sekitar 4 minggu yang lalu.
Juru bicara BfV mengatakan bahwa tersangka sebelumnya tidak menarik perhatian, selain itu Ia menambahkan: “Pria itu berperilaku menarik perhatian selama proses kerjanya, pada pelatihan dan di area kerja tanggung jawabnya”
Pihak berwenang Jerman telah meningkatkan pengawasan terhadap potensi kelompok-kelompok Islam militan dan individu setelah 2 serangan yang diklaim oleh Islamic State (IS) pada bulan Juli lalu.
BfV memperkirakan terdapat sekitar 40.000 Islamis di Jerman, termasuk 9.200 Islam ultra-konservatif yang dikenal sebagai Salafi, ujar Hans-Georg Maassen, Direktur BfV, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara awal bulan ini.
“Kami tetap menjadi sasaran terorisme Islam dan kami harus mengasumsikan bahwa Islamic State (IS) atau organisasi teroris lainnya akan melakukan serangan di Jerman jika mereka bisa,” kata Maassen pada saat itu.
Polisi Jerman telah menangkap beberapa tersangka simpatisan Islamic State (IS) dalam beberapa pekan terakhir, termasuk seorang pengungsi Suriah berusia 20 tahun yang telah mencoba untuk menyeberang ke Denmark, dengan potensi kepemilikan bahan-bahan pembuat bom.[IZ]