BUDAPEST, (Panjimas.com) – Desa Asotthalom di Hungaria baru-baru ini menjadi pembicaraan dunia, setelah Dewan Desa Asotthalom menerapkan beberapa proposal pelarangan Masjid serta larangan bagi penutup wajah seperti jilbab, niqab, dan burqa, demikian menurut laporan media setempat, dilansir IINA.
Laszlo Toroczkai, Walikota Asotthalom bagian Selatan, mengunggah di akun Facebook miliknya tentang proposal pelarangan Masjid, jilbab, niqab dan burqa itu, yang kemudian diadopsi oleh Dewan Asotthalom, Rabu pekan lalu.
Toroczkai menulis, “Daripada mencari kambing hitam, Saya [Laszlo Toroczkai] lebih menawarkan solusi-solusi instan yang berbeda atas rencana pemukiman Brussels.”
Laszlo Toroczkai menambahkan bahwa aturan hukum diperlukan untuk “membela masyarakat dan tradisi kami”, Ia pun mengatakan bahwa “tidak ada hal lain yang perlu dilakukan, tetapi semua pemerintah daerah lainnya di Hongaria harus beradaptasi dengan paket regulasi pencegahan kami, dan kami telah membela rumah kami.”
Walikota Asotthalom Selatan itu berasal dari Partai Jobbik, yang mengklaim Partainya berupaya melindungi “nilai-nilai dan kepentingan Hungaria,” akan tetapi Partai Jobbik di masa lalu sangat berpaham rasis dan anti-Semitisme.
Kebijakan-kebijakan Toroczkai itu termasuk larangan pembangunan Masjid dan tempat ibadah lainnya yang dinilai dapat mengganggu misi Gereja Katolik, serta larangan semua penutup wajah seperti jilbab, niqab, dan burqa.
Undang-undang juga melarang “propaganda publik” yang menampilkan Aksi, demonstrasi, penyebaran leaflet, slogan dan kegiatan umum lainnya.
Toroczkai berharap hukum akan melindungi desa dari “liberalisme ekstrim” yang berasal dari Barat.[IZ]