SANA’A, (Panjimas.com) – Pemberontak Syiah Houthi dan pasukan-pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, pada Senin malam (28/11) mengumumkan pembentukan pemerintahan “keselamatan nasional” [National Salvation Government] di Yaman, menurut laporan SABA News, media milik Houthi.
SABA News menyebutkan bahwa pemerintahan baru akan dipimpin oleh Abdul Aziz Bin Habtoor, mantan Gubernur Aden.
Pemerintahan baru bentukan Houthi itu akan terdiri dari 35 Menteri, termasuk diantaranya 7 Menteri Negara dan 3 Wakil Perdana Menteri.
Yaman telah dilanda kekacauan sejak akhir tahun 2014, ketika Houthi dan sekutu-sekutu mereka menyerbu ibukota Yaman, Sanaa dan bagian-bagian lain di negara itu, sehingga memaksa anggota pemerintaha Yaman untuk sementara waktu mengungsi ke Riyadh.
Konflik meningkat pada bulan Maret tahun lalu ketika Arab Saudi dan sekutu-sekutu negera Muslim Sunni meluncurkan kampanye militer besar-besaran yang bertujuan untuk membalikkan keuntungan Syiah Houthi di Yaman dan memulihkan pemerintahan resmi di negara itu.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy untuk kekuatan Iran di dunia Arab. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi di Yaman terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan.
PBB mengatakan bahwa setidaknya 5.700 orang, hampir 1/2 dari mereka adalah warga sipil, telah tewas sejak aliansi milite yang dipimpin Saudi melancarkan serangan udara sejak Maret lalu melawan Syiah Houthi dan sekutu-sekutu mereka.
Sementara itu sumber lain menyatakan bahwa, hampir 7.000 jiwa telah tewas dalam konflik Yaman – lebih dari setengah korban adalah warga sipil -. Sementara 3 juta lainnya diperkirakan telah mengungsi, di tengah penyebaran malnutrisi dan penyakit [IZ]