STOCKHOLM, (Panjimas.com) – Menteri Kebudayaan dan Demokrasi Swedia, Alice Bah Kuhnke pada hari Ahad mengutuk keras serangan Masjid di Stockholm.
Dalam pernyataannya, Menteri Kuhnke mengatakan pemerintah Swedia telah meluncurkan penyelidikan atas insiden serangan tersebut.
“Saya sendiri memanggil Orhan Karan, Kepala Asosiasi Budaya Islam Turki Setra. Saya menyampaikan pesan dari Perdana Menteri Swedia, Stefan Löfven bahwa Ia merasa sedih dan mengutuk serangan itu,” tandasnya.
“Semua orang di Swedia memiliki hak untuk mempraktikkan agama mereka. Mereka yang mencoba menghalangi dan memulai serangan tidak memiliki tempat di Swedia. Serangan ini berlangsung di Swedia. Sebagai pemerintah, kami akan mencoba sebaik mungkin untuk menemukan pelaku serangan ini.”, pungkas Kuhnke
“Kami tidak ingin serangan buruk semacam ini terjadi lagi,” imbuhnya.
Pada hari Sabtu (26/11), dinding dekat pintu masuk Masjid di Stockholm dipulas dan dicoreti dengan simbol Nazi “swastika” serta slogan anti-Islam dengan tulisan ancaman “membunuh Muslim”.
Masjid yang diserang di Stockholm itu terletak di pinggiran Bredang, arah Barat Daya Stockholm, tidak jauh dari pusat ibukota.
Sebuah ledakan keras juga dilaporkan terjadi sebelum jam 08.00 pagi waktu setempat di dekat gym yang berdekatan selama waktu sholat Subuh. Sisa-sia api ditemukan di gedung tetapi tidak ada korban cedera.
Mengacu serangan itu, Kepala Dirketorat Agama Turki, Prof.Dr. Mehmet Gormez, mengatakan di Ankara, pada hari Ahad, bahwa Ia khawatir tentang peningkatan serangan terhadap Masjid dan Islamophobia di Eropa.
Pada bulan Oktober lalu, Kepolisian Swedia menduga “operasi pembakaran disengaja” berada di balik kebakaran yang merusak Mushola di Malmo, Swedia selatan.
Sebuah penyelidikan oleh Dewan Kerjasama Islam di Swedia tahun lalu mengungkapkan bahwa 7 dari 10 Masjid di Swedia, telah diserang.
“Radio Sweden” mengumpulkan daftar pada tahun 2014 yang menyebutkan 13 insiden serangan Masjid di seluruh Swedia pada periode tersebut.[IZ]