GAZA, (Panjimas.com) – Gerakan Perlawanan Palestina Hamas mengecam keras rencana Libanon untuk membangun dinding beton di sekitar kamp pengungsi Palestina di wilayah Libanon selatan.
“Dinding beton yang akan dibangun itu, adalah cara yang salah untuk menangani masalah pengungsi Palestina.”, tegas Hamas dalam pernyataannya.
Awal pekan lalu, muncul laporan bahwa pemerintah Libanon mulai mendirikan penghalang beton di sekitar Ain al-Hilweh, yang merupakan kamp pengungsi Palestina terbesar di Libanon.
Kamp Ain al-Hilweh terletak di tenggara Libanon, tepatnya di kota Sidon, yang merupakan daerah pesisir.
Untuk diketahui, saat ini kamp Ain al-Hilweh merupakan rumah bagi lebih dari 100.000 pengungsi Palestina, banyak dari mereka datang ke kamp Ain al-Hilweh dalam beberapa tahun terakhir, setelah melarikan diri dari Palestina di dekat daerah konflik perbatasan Suriah.
“Tembok ini … hanya akan berfungsi untuk melukai hati para pengungsi, mengancam masa depan mereka, merugikan kepentingan mereka dan berkontribusi atas memburuknya kondisi kemanusiaan, yang sudah mengerikan bagi mereka,” kata Hamas, seperti dilansir Anadolu.
Hamas mengkritik keras kebijakan tembok Libanon ini sebagai kebijakan “isolasi kolektif” atas kamp-kamp pengungsi Palestina di wilayahnya.
Lebih lanjutm Hamas menegaskan bahwa tembok beton yang direncanakan akan dibangun di kamp pengungsi Palestina itu, merupakan pelanggaran hukum internasional dan prinsip-prinsip hak asasi manusia, dan ini berpotensi mengganggu hubungan Palestina-Libanon.
Menurut perhitungan PBB, terdapat sekitar 460.000 pengungsi Palestina yang saat ini tinggal di 12 kamp utama yang tersebar di seluruh Libanon. [IZ]