SOLO,(Panjimas.com) – Mobil hitam itu meluncur pelan didepan Kantor Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), tak lama terparkir masuk ke gedung Arrohmah berseberangan dengan kantor pimpinan ustadz Dr Muinudinillah Basri MA.
Hari itu bertepatan dengan agenda Kajian Akbar ustadz Bachtiar Nasir di Solo, tepatnya acara akan digelar di Masjid Mujahidin, Banyuanyar, ba’da sholat jumat. Namun saat itu ustadz Bachtiar memiliki agenda bertemu dengan tokoh dan ulama Solo di kantor DSKS.
Tak ayal, beberapa orang pengamanan terlihat mondar-mandir mengatur jalan dan mempersilahkan mobil yang berlalu lalang dilokasi itu. Tiga orang pengamanan yang sejak pagi bertugas penjemputan ustadz Bachtiar Nasir, tergerak membantu mengeluarkan anak seusia 13 tahunan, keluar dari mobil yang baru saja datang.
Fajar Abdurrahim namanya, anak penyandang keterbatasan fisik itu datang bersama ibunya, Heny Sulistyowati . “Pelan-pelan mas, awas kaki Fajar. Bismilallah” tutur Heny pada anggota pengaman tersebut pelan.
Fajar pun didudukkan di kursi roda yang dibawa dari rumahnya, Karanganom, Klaten. MasyaAllah, kondisi fisik Fajar yang tidak bisa berjalan, dengan jari tangan seakan ingin menggenggam dan pandangan mata yang tidak bisa fokus ketika diajak bicara, merupakan ujian berat bagi anak seusianya.
“Mas-mas tolong saya di foto dulu sama Fajar” pinta Agus, salah satu anggota pengaman waktu itu pada Panjimas. Masya Allah, ada kelebihan apa dalam diri Fajar, hingga anggota pengaman ustadz Bachtiar Nasir ingin berfoto bersama Fajar. “Ini lho mas anak yang hafal Quran” kata Agus memuji kehebatan Fajar.
Berbaju kemeja putih Fajar dibantu tiga orang, didorong menuju Kantor DSKS. Kata ibunda, Fajar kangen dengan ustadz Bachtiar Nasir, sudah lama dia tidak bertemu beliau. Kegiatan Fajar sehari-hari menurut Heny hanya berkutat Murajaah hafalan Qur’an dan Hadist, belajar bahasa Arab dan terapi. Karena memang rumah Fajar pun tak jauh dari Ponpes Ibnu Abbas, Klaten.
“Ya hanya itu, Fajar kan tidak seperti anak lainnya. Kalau dia ada mood bisa hafalan 1 Juz itu 2 jam, karena kan untuk menggerakkan mulutnya supaya keluar suara makhraj bacaan yang benar kan susah” ujar Heny sambil bersantai di mini market milik DSKS itu.
Saat ditanya tujuan Fajar ingin bertemu ustadz Bachtiar Nasir, dengan terbata-bata Fajar menjawab pelan, Fajar ingin mengobati akan kerinduannya.
“U, u, udah lama, gak, gak ketemu, Ustadz Bachtiar, ka, kangen” ucap Fajar lirih pada Panjimas.
Menurut Heny, terakhir Fajar bertemu ustadz Bachtiar Nasir, setelah mendapatkan hadiah undangan Haji dari Arab Saudi bersama tokoh se Indonesia. “Karena pernah kenal, dan udah lama tidak ketemu. kebetulan ini di Solo, Fajar ingin bertemu lagi” kata Heny.
Sekitar 1 jam Fajar menunggu ustadz Bachtiar Nasir, rasa sabar Fajar terobati mana kala ustadz Bachtiar Nasir, keluar dari ruangan. “Fajar, Mujahid, MasyaAllah kamu kesini, Mujahid” suara lantang menyapa Fajar memenuhi ruangan kantor DSKS.
“Ayo kamu ikut foto sini, sini” pintanya. Fajar pun berselfie bersama tokoh dan Ulama umat Islam Soloraya.
Dengan menunduk, berjongkok dihadapan Fajar, ustadz bachtiar Nasir mencium kepala Fajar, dipegang tangan Fajar dan mendoakan Fajar agar bisa belajar lebih lanjut ke Arab Saudi. Heny yang dari tadi memegang handphone segera mengabadikan adegan penuh haru dan bahagia itu. Wajahnya terlihat tersenyum bangga pada anak semata wayangnya. Seakan tak ingat betapa beratnya merawat anak kesayangannya itu, dari kecil hingga sekarang.
“Fajar, mudah-mudahan bisa belajar di Makkah, ya, mudah-mudahan Fajar juga bisa tinggal di Makkah. InsyaAllah, Allah akbar. Fajar cita-citanya itukan ya” kata ustadz Bachtiar Nasir disaksikan Heny, tokoh dan ulama yang ada di ruangan itu.
Ustadz Bachtiar Nasir mengucapkan terima kasihnya atas kedatangan Fajar kala itu. Perjuangannya bersama umat Islam yang sedang hangat di media saat ini, menjadi kesempatan berharga baginya untuk mendapatkan doa dari orang-orang yang diberi kelebihan oleh Allah atas ujianNya.
Pandangan Fajar saat di dekap ustadz Bachtiar Nasir, seperti memancarkan keceriaan. Seakan kakinya yang lumpuh ingin melangkah, tangannya yang kaku ingin menyambut belaian hangat sang ustadz tercinta. Matanya menyorot tak terarah, senang bercampur malu, disaksikan orang-orang, diabadikan dengan handpone setiap pemegang.
“Coba sekarang Fajar do’ain ustadz dan do’ain umat Islam, ustadz aminkan Fajar yang berdo’a” pinta ustadz Bachtiar Nasir sambil menengadahkan kedua tangannya.
Dengan pelan-pelan Fajar menuruti permintaan ustadz Bachtiar Nasir. Mulutnya mengeluarkan suara lirih, terkadang tidak jelas, namun ustadz Bachtiar Nasir mengaminkan do’a Fajar.
“Bismillahirrahmannirrohim, Allahumma sholi’ala syayidina muhammad, wa’ala ali alaihi ajma’in. Allahumma firlil muslimina wal muslimat al ahya’i minhum wal amwaat. Innaka alla qulli syi’in qodir. Allah, Allah” ucap Fajar sambil menoleh kekanan dan kekiri.
“Allahumangsur umatan Islama wafii kulli makkan. Allahumma, Allahumma robbana atina fidunya khasanah, wafil akhiroti khasanah, waqina adzabbannar” kata Fajar diaminkan semua orang di dalam ruangan itu dengan lebih keras.
“Amin anakku sayang, Mujahid! InsyaAllah, Allahakbar” kata ustadz Bachtiar Nasir sambil berpamitan menuju agenda acara sholat Jum’at dan Kajian. [SY]