KUALA LUMPUR, (Panjimas.com) – Ratusan Muslim Malaysia melakukan aksi pawai solidaritas bersama Muslim Rohingya di Kuala Lumpur untuk menyuarakan protes kerasnya menyusul kekejaman rezim Myanmar terhadap Muslim Rohingya sehingga menewaskan antara 86 hingga 500 jiwa.
Aksi protes muslim Malaysia ini dimulai setelah menunaikan Shalat Jumat berjamaah di Masjid Nasional di Kuala Lumpur. Aksi yang menarik sekitar 600 massa ini, diikuti oleh anggota masyarakat sipil dan organisasi non-pemerintah, dan menuntut Muslim Rohingya agar diberikan perlindungan. Berbeda dengan pantauan Anadolu, Free Malaysia Today melaporkan aksi protes ini diikuti sekitar 1.000 Muslim.
Peristiwa serupa juga terjadi di depan Kedutaan Myanmar di Jakarta dan Bangkok, Jumat (25/11). Ribuan massa Muslim di Jakarta, Bangkok, Kuala Lumpur menuntut penghentian genosida, dan menyuarakan solidaritasnya atas Muslim Rohingya.
Pemimpin Rohingya Rafi Ismail menegaskan kepada para wartawan bahwa sebagai anggota senior dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Malaysia harus proaktif dalam menyerukan diakhirinya kekerasan militer di Rakhine Myanmar, dimana sekitar 1,2 juta Muslim Rohingya hidup dianiya disana.
“Sekitar 17 anggota keluarga saya telah dibantai di Rakhine,” pungkasnya, Saat berorasi Rafi Ismail diapit oleh puluhan pengungsi Rohingya.
“Tindakan seperti ini tidak bisa lebih jauh berlanjut.”
Selama 6 minggu terakhir, kelompok HAM Internasional menyatakan keprihatinan mendalamnya atas laporan-laporan pembunuhan, pemerkosaan, penangkapan sewenang-wenang dan pelanggaran-pelanggaran lainnya di desa-desa Muslim terutama yang mayoritas dihuni oleh Rohingya di Rakhine terutama pasaca operasi militer diberlakukan menyusul serangan 9 Oktober.
Organisasi Ham Internasional terus menyerukan penyelidikan independen terhadap serangan awal 9 oktober dan operasi militer yang sedang berlangsung serta pelanggaran-pelanggaran hak asasi yang dilaporkan di Rakhine.
Sejak 9 Oktober, Myanmar telah menyatakan bahwa setidaknya 86 orang tewas, termasuk 17 tentara dan 69 Muslim Rohingya (di antara korban itu terdapat 2 perempuan) dan ribuan bangunan dibakar dan dihancurkan Pasukan rezim di desa-desa Muslim di Rakhine.
Berbeda dengan klaim pemerintah,Sejak Sabtu (12/11), Menurut pengacara dari Arakan Rohingya National Organization, sedikitnya 150 Muslim Rohingya tewas di wilayah barat negara bagian Rakhine sejak Sabtu (12/11).
Ismail menyatakan bahwa bahkan dengan pemerintahan baru yang dipimpin oleh pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi “tidak ada yang mendengarkannya [Suu Kyi] di Myanmar”.
“Masyarakat internasional juga masih kurang keras menyikapi tindakan itu,” imbuhnya. “Kami adalah masyarakat minoritas dan kami bahkan tidak memiliki senjata tapi kami sedang mengalami kekerasan semacam itu.”, pungkasnya.
Ismail menekankan bahwa Aksi protes massa akan terus menggelora secara nasional sampai pemerintah Malaysia mengambil sikap tegas terhadap pemerintah Myanmar atau sampai situasi stabil tercipta di Rakhine.
Setelah Aksi protes hari Jumat (25/11), Kementerian Luar Negeri Malaysia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pihaknya akan memanggil utusan [Dubes] Myanmar untuk penjelasan tentang situasi saat ini di Rakhine, dan untuk mengekspresikan keprihatinan mendalam Malaysia tentang masalah tersebut.
“Malaysia juga menyerukan pemerintah Myanmar untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengatasi dugaan pembersihan etnis di Negara bagian Rakhine,” kata Kementerian Luar Negeri Malaysia,
Kemlu Malaysia menambahkan bahwa sementara penyelidikan atas kekerasan berlangsung, semua pihak harus menahan diri dari tindakan yang bisa “memperburuk” situasi.
Juga pada hari yang sama, Jumat (25/11), Perdana Menteri Najib Razak bergabung dengan ribuan Muslim Malaysia untuk menunaikan sholat Jumat khusus di ibukota administratif Putrajaya untuk berdoa bagi kesejahteraan Muslim Rohingya.
Menteri Urusan Islam Jamil Khir Baharom, yang bertugas sebagai Khatib Jumat, menyatakan Malaysia meyakini bahwa negara-negara ASEAN harus memainkan peran yang serius dalam memastikan perdamaian di Myanmar, serta dalam upaya-upaya memperluas bantuan kemanusiaan kepada Muslim Rohingya.
“Dalam semangat kolektif ASEAN, kami yakin perdamaian dapat dipulihkan dan situasi seperti ini tidak akan terulang kembali,” tambahnya.
Aksi protes serupa terjadi di Bangkok dan Jakarta pada hari Jumat (25/11), dimana sekitar 200 Muslim Thailand berkumpul di depan Kedutaan Myanmar di pusat kota Bangkok untuk memprotes keras kekejaman rezim, sementara di Indonesia, ribuan Muslim berbaris berunjuk rasa di depan Kedutaan Myanmar hingga menuju ke kantor cabang PBB di Jakarta.
“Kami ingin mereka berhenti membunuhi saudara-saudara kami di Myanmar,” Sekretaris Jenderal Grup Rohingya di Thailand kepada Anadolu Agency.”Hentikan genosida sekarang juga,” tuntut HJ Ismail. [IZ]