JAKARTA (Panjimas.com) – Aksi Parade Bhinneka Tunggal Ika bubar usai menggelar long march jalan damai dari Bundaran Bank Indonesia Patung Kuda menuju Tugu Tani dan kembali ke Bundaran Bank Indonesia. Sesaat sebelum membubarkan diri, beberapa orang ibu-ibu sempat berbincang soal bus yang membawa mereka belum juga tiba.
Ibu Diah dan Sumiati adalah massa aksi Parade Bhinneka Tunggal Ika yang tidak sengaja berbincang dengan Republika.co.id, sambil menunggu bus jemputan dari para koordinator aksi. Keduanya merupakan warga Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat.
Mereka mengakui dijanjikan akan dibayar Rp 20 ribu oleh koordinator untuk ikut Parade Bhinneka Tunggal Ika pada Sabtu (19/11) ini. “Ya lumayan mas, timbang bengong di rumah,” kata Diah.
Tak hanya Diah seorang yang ikut Parade Bhinneka Tunggal Ika. Menurutnya, para ibu-ibu di tempat tinggalnya juga ikut serta dalam aksi ini. Bahkan, kata Diah, ia turun sendiri tanpa didampingi suami. “Suami saya kerja,” ujarnya.
Ia pun mengakui memang ada uang yang dijanjikan akan diberikan kepada mereka, tapi hingga Parade Bhinneka Tunggal Ika akan bubar, uang yang dijanjikan itu belum ia terima. “Mungkin nanti kalau sudah sampai di rumah,” ujarnya.
Hal yang sama disampaikan Sumiati, ia mengatakan masih menunggu kabar akan diberikannya uang tersebut. Ditanya apakah uang sebesar itu cukup. “Ya lumayan mas, untuk tambah-tambah, soalnya saya janda, jadi lumayan,” katanya.
Belum sempat berbincang lama, bus metromini yang membawa rombongan massa Parade Bhinneka Tunggal Ika yang terdiri dari para warga Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat pun datang. Keduanya langsung bergegas untuk menaiki metromini sambil berpamitan kepada Republika.co.id. [AW/ROL]