JAKARTA (Panjimas.com) – Aksi dengan tema Parade Bhinneka Tunggal Ika digelar pada hari Sabtu (19/11/2016). Pihak panitia yang sedianya menggembar-gemborkan akan diikuti hingga seratus ribu massa itu, ternyata hanya isapan jempol. Pasalnya, peserta yang hadir ternyata tak mencapai target awal.
Kemudian, Ahok pernah memfitnah peserta Aksi Bela Islam 411, dibayar Rp 500 ribu, di sebuah media internasional, tapi ternyata foto bagi-bagi uang pada parade Bhinneka Tunggal Ika, justru beredar secara viral di media sosial. Bahkan, ada pengakuan dari demonstran, mereka dijanjikan uang Rp 20 ribu untuk mengikuti Parade Bhinneka Tunggal Ika. (Baca: Ketahuan, Ibu-ibu Dibayar Rp 20 Ribu untuk Ikut Parade Bhinneka Tunggal Ika)
Selain itu, foto-foto peserta Parade Bhinneka Tunggal Ika yang menginjak-injak dan merusak taman juga beredar di media sosial. Anehnya, tak ada media mainstream yang memberitakan. Padahal saat Aksi Bela Islam, media mainstream begitu sibuk mencari-cari keselahan dengan pemberitaan peserta aksi merusak taman.
Bila penggagas Aksi Bela Islam adalah para ulama dan diikuti tokoh dan aktivis Islam seperti Habib Rizieq Syihab, Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz Zaitun Rasmin, KH Arifin Ilham, KH Abdullah Gymnastiar dan lain-lain, berbeda dengan parade Bhinneka Tunggal Ika, yang digagas oleh Tsamara Amany Alatas, yang diketahui merupakan pendukung Ahok. Kemudian penganut Liberal, seperti Nong Darol Mahmada, Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko, pelaku LGBT, Hartoyo dan lain-lain.
Ironisnya, meski mengatasnamakan Parade Bhinneka Tunggal Ika, namun para peserta justru ada yang mengenakan kostum tentara Romawi, yang bukan ciri khas nasionalisme dalam lingkup Bhinneka Tunggal Ika.